Caplok Bank Jasa Jakarta, WeLab Ingin Bangun Perbankan Digital di Indonesia

Bank WeLab - today.line.me
Bank WeLab - today.line.me

HONG KONG/JAKARTA – Grup keuangan online (sering juga disebut fintech) asal Hong Kong, WeLab, mengumumkan akan menginvestasikan 240 juta dolar AS untuk mengakuisisi mayoritas saham PT Bank Jasa Jakarta setelah sebelumnya sudah membeli 24% saham bank tersebut. Langkah itu dilakukan karena mereka ingin meluncurkan perbankan online atau digital di Indonesia, sekaligus yang kedua di Asia.

“Dengan kesuksesan kami di Hong Kong, kami merasa bahwa kami harus mempercepat pertumbuhan kami di Asia Tenggara,” kata Chief Executive WeLab, Simon Loong, dilansir dari Nikkei Asia. “Karena itu, langkah selanjutnya adalah mengakuisisi bank di Indonesia yang re-platforming menjadi bank digital. Pasalnya, Indonesia memiliki ekonomi digital yang booming. Orang-orang muda telah merangkul ekonomi digital, e-commerce, ride-hailing, dan semuanya.”

Bacaan Lainnya

Bank Jasa Jakarta, yang dijalankan oleh pengusaha Iskandar Widyadi dan keluarganya, sebelumnya sudah menjual 24% saham awal ke WeLab pada bulan lalu. Bank, yang memiliki 11 cabang di sekitar Jakarta dan memiliki Rp6,37 triliun per 31 Desember, meluncurkan layanan mobile dan internet banking sendiri awal tahun lalu. Ini menghasilkan laba bersih Rp62,45 miliar pada tahun lalu, turun 37,1% dari tahun sebelumnya.

Kesepakatan itu adalah yang terbaru dari serangkaian akuisisi bank-bank Indonesia oleh perusahaan teknologi keuangan yang didukung asing, yang melihat peluang dalam populasi unbanked yang cukup besar di Nusantara. Hanya setengah dari orang dewasa Indonesia yang memiliki rekening bank, tetapi penetrasi ponsel hampir 70% di antara 270 juta penduduk.

Awal tahun 2021 lalu, Sea asal Singapura mengakuisisi Bank Kesejahteraan Ekonomi, sedangkan grup fintech lokal, Akulaku, yang didukung oleh Ant Group China, membeli saham pengendali di Bank Neo Commerce. Bulan lalu, broker online lokal, Ajaib, yang disokong oleh SoftBank Group dan DST Global Rusia, juga diketahui membeli 24% saham Bank Bumi Arta.

WeLab pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 2018 melalui kerja sama pinjaman online dengan PT Astra International. Aplikasi mereka, Maucash, memiliki lebih dari 3 juta pengguna, memungkinkan usaha patungan untuk mencapai titik impas pada tahun ini. “Kami menyadari bahwa Indonesia adalah pasar yang sangat kuat. Kami tidak ingin menjadi satu-satunya di sana karena bank digital adalah baru. Dengan lebih banyak pemain, pasar akan berkembang karena pelanggan mendapatkan pendidikan lebih cepat,” sambung Loong.

WeLab saat ini sudah memiliki sekitar 150.000 pelanggan dan Loong mengatakan akan mencapai titik impas dalam 3-5 tahun. Perusahaan juga menyediakan layanan keuangan online di China. Grup ini sekarang memiliki sekitar 50 juta pelanggan secara keseluruhan setelah meningkatkan volume pinjamannya dalam 10 bulan pertama tahun ini sebesar 52%. Ke depannya, Loong mengincar pasar Thailand, Vietnam, dan Filipina.

“Kami telah membuktikan bahwa kami memiliki formula sukses tentang bagaimana kami dapat menskalakan dari test bed di Hong Kong ke berbagai pasar,” imbuh Loong. “Dengan pandemi Covid-19 mempercepat pergeseran ke layanan keuangan digital, kami berniat untuk membangun kehadiran pan-Asia dalam satu dekade.”

Pendukung WeLab termasuk Allianz asal Jerman, China Construction Bank Internasional (lengan International Finance Corp. dari World Bank Group), sebuah unit dari Alibaba Group Holding, Khazanah dari Malaysia, TOM Group yang didukung Li Ka-shing, dan grup modal asal AS, Sequoia Capital. Loong berharap dapat membangun hubungan antara Bank Jasa Jakarta dan kemitraan yang telah terjalin antara WeLab dengan Astra dan Allianz.

Pos terkait