JAKARTA – Setelah sempat terpuruk imbas pandemi virus corona, prospek bisnis eSports diprediksi akan membaik seiring dengan pembukaan kembali perbatasan. Karena itu, Versus Programming Network (VSPN) pun membidik pertumbuhan dengan menyasar penggemar game mobile di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Vietnam, dan Malaysia
Didirikan pada tahun 2016, VSPN yang berkantor pusat di Shanghai menyediakan penyelenggaraan turnamen eSports, pengoperasian venue, komersialisasi, inkubasi dan manajemen bakat, serta layanan produksi konten. Perusahaan tersebut mengklaim telah merebut 70% pangsa pasar untuk acara eSports premium di China dan sejauh ini sudah mengumpulkan lebih dari 250 juta dolar AS dalam putaran pendanaan Seri A dan B.
“Dulu kami memadati arena. Tiket kami (akan) terjual habis dalam hitungan menit,” kata Kepala Keuangan VSPN, Danny Tang, merujuk pada penonton langsung yang mencapai 20 ribu orang, kepada Nikkei Asia. “Namun, saat pandemi, perjalanan domestik dan perjalanan global menjadi tantangan, dan dalam hal ini, lebih sulit bagi kami untuk mengirim kru keluar dari China untuk pergi ke wilayah lain.”
Seiring pembukaan kembali perbatasan China, Tang mengatakan, tim eSports Negeri Panda sekarang dapat lebih mudah bersaing di luar negeri dan penggemar internasional akan dapat menonton turnamen offline di dalam negeri. Menurut Tang, itu berarti bahwa industri telah mengambil satu langkah maju menuju keadaan normal. “Tidak ada yang bisa menggantikan kegembiraan berada di arena fisik dengan orang lain dan menonton tim yang sama dan menonton tim bersaing,” ujarnya.
VSPN saat ini mempekerjakan sekitar seribu orang dan memiliki kantor di China, Korea Selatan, Singapura, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Uni Emirat Arab. Mereka berencana untuk mendirikan cabang di Arab Saudi, Mesir, Turki, Jerman, dan AS. Perusahaan juga telah mengembangkan kemitraan dengan berbagai pengembang game di Asia, termasuk Garena dari grup teknologi Sea yang berbasis di Singapura dan raksasa teknologi China, Tencent.
“Kami memiliki keyakinan kuat dalam (bisnis) eSports,” lanjut Tang tentang VSPN. “Kami melihat pasar ada di sana, dan kemudian kami melihat perubahan demografis, dengan semuanya menguntungkan pasar. eSports seperti sebuah tahap ‘baru lahir’, dengan banyak potensi untuk berkembang.”
Ia melanjutkan, Indonesia, dengan lebih dari 270 juta jiwa, adalah pasar yang ‘sangat bersemangat’ dan ‘menarik’ di Asia Tenggara, menjadikan negara tersebut sebagai prioritas ekspansi VSPN. Sekarang, mereka memiliki setidaknya empat karyawan penuh waktu di Jakarta dan masih dalam pengembangan jumlah karyawan lagi di negara ini. Hal tersebut juga terlihat di Vietnam, Thailand, dan Malaysia.
“Ketika kami melihat Asia Tenggara untuk pasar eSports berikutnya, kami pikir Indonesia adalah pemberhentian pertama yang sangat alami,” katanya. “Kami melihat demografi muda, gamer muda di sini, dan seperti di China, kami memiliki banyak anak muda yang menyukai game. Jenis antusiasme dari para penggemar dan para pemain sangat mirip dengan apa yang kami amati di China.”
Pada tahun 2021, Indonesia diperkirakan memiliki 116 juta gamer, sekitar 41% dari total gamer di Asia Tenggara, menurut Esports Industry Outlook 2021 oleh EVOS Esports. Sementara itu, menurut penyedia data pasar dan konsumen Statista, pasar eSports global diperkirakan telah mencapai 1,44 miliar dolar AS pada tahun lalu dan diprediksi berkembang menjadi 5,48 miliar dolar AS pada tahun 2029.
Tang mengatakan, VSPN bertujuan untuk memberikan lebih banyak konten di Asia Tenggara pada tahun ini dengan menyelenggarakan lebih banyak turnamen berskala besar seperti final PMGC dan liga reguler selama setahun. Masih belum menawarkan angka pasti untuk tahun 2023, tetapi perusahaan dikatakannya akan terus tumbuh secara bertahap ke depan.