BATU – Beberapa umkm (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang dikelola warga disabilitas Kota Batu sukses menyita perhatian Stafsus Presiden RI, Angkie Yudistira. Dalam kunjungannya ke salah satu UMKM di Kota Apel, dia mengatakan bahwa Kota Batu mampu mewujudkan ekonomi inklusif, termasuk UMKM yang sukses memberdayakan perempuan.
Dalam rangkaian event Woman 20 (W20) 2022 yang digelar di Hotel Golden Tulip, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu, Angkie menyempatkan diri menyambangi Griya Batik Shiny di Songgokerto, Kota Batu. Menurutnya, Kota Apel dapat menjadi contoh yang mampu mengakomodasi para penyandang disabilitas.
“Kami mengunjungi UMKM yang mampu memberdayakan perempuan,” tutur Angkie. “Terbukti, Kota Batu menjadi best practice yang mampu mengakomodasi para penyandang disabilitas dengan produk-produknya yang potensial. Kami akan mempresentasikan Kota Batu yang berhasil mewujudkan lingkungan inklusif.”
‘Side event’ ke-2 W20 mengangkat tema Women Entrepreneurs as Key to Economic Inclusion yang akan difokuskan pada pengembangan sektor (UMKM perempuan melalui program inkubasi. Misi utama W20 adalah untuk memengaruhi komitmen tingkat tinggi pada pemberdayaan perempuan dan kesetaraan untuk agenda perempuan di G20, menempatkan isu perempuan di pusat diskusi global di jalur pemulihan ekonomi pasca Covid-19. “Ini menjadi kesempatan besar bagi kita untuk mendorong atau mengampanyekan kepada dunia mengenai isu ekonomi inklusi bagi pelaku UMKM yang dimiliki oleh perempuan, utamanya perempuan berkebutuhan khusus,” ujar Angkie.
Pemerintah pusat sendiri telah memiliki tujuh kebijakan, termasuk menjadikan Indonesia ramah disabilitas. Tahun 2022 ini, pemerintah bersiap mengeksekusi program untuk penyandang disabilitas dengan mewujudkan lingkungan inklusif. “Tidak ada satupun yang terlewatkan dari program pemerintah, terutama bagi para penyandang disabilitas. Untuk itu, kami menekankan, lingkungan inklusif bisa tercipta dari setiap daerah,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, mengungkapkan kebanggaannya saat Batu ditunjuk sebagai tuan rumah event tersebut. Pasalnya, selain dikenal sebagai kota wisata, Batu juga kaya akan UMKM yang diberdayakan oleh perempuan. Saat ini, terdapat 14.368 UMKM, dengan 70 persen dimiliki dan dikelola perempuan. Produk terbesar yang dihasilkan UMKM di Kota Batu adalah handycraft, batik, dan food product.
“Kota Batu dipilih karena selain tempat wisata dan ingin mengangkat tempat wisata selain Bali. Selain itu, juga sesuai dengan tema, ekonomi dan UMKM, serta perempuan,” ungkap Dewanti. “Sekitar 70 persen yang menggerakkan UMKM adalah perempuan. Karena inilah Kota Batu jadi lokus tempatnya (gelaran W20).”
Rangkaian side event W20 tersebut sebelumnya telah dilaksanakan di Likupang, Sulawesi Utara dan dilanjutkan di Kota Batu, Jawa Timur. Selanjutnya event ini akan dilaksanakan di Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Papua, dan Danau Toba (Sumatera Utara). Perhelatan itu dihadiri langsung oleh sejumlah Duta Besar dari negara peserta W20, sedangkan untuk Non-Governmental Organization (NGO) mengikuti kegiatan melalui media webinar, seiring kondisi pandemi Covid-19 saat ini.