Senin Pagi, Rupiah Berbalik Melemah Selepas Natal

rupiah melemah pada perdagangan Senin (27/12) pagi - www.beritasatu.com

Rupiah harus berbalik ke teritori merah pada perdagangan Senin (27/12) selepas Hari Raya Natal. Menurut laporan Index pukul 09.07 WIB, mata Garuda melemah 20,5 poin atau 0,14% ke level Rp14.217 per dolar AS. Sebelumnya, spot sempat ditutup menguat 36,5 poin atau 0,26% di posisi Rp14.196,5 per dolar AS pada hari Jumat (24/12) kemarin.

Bacaan Lainnya

“Rupiah pekan lalu menguat di tengah pelemahan dolar AS, karena investor memburu aset berisiko ketika kekhawatiran akan virus Covid-19 varian Omicron kian memudar,” papar Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dikutip dari Bisnis. “Pihak berwenang China juga mengunci Kota Xi’an, langkah terbesar sejak pandemi dimulai pada awal 2020, dalam upaya untuk mengekang wabah Covid-19 terbaru di negara tersebut.”

Dari dalam negeri, Ibrahim melanjutkan, pemerintah terus melakukan pengawasan secara ketat terhadap masyarakat yang akan melakukan mudik jelang Natal dan Tahun 2022. Di jalan-jalan, terutama di jalan tol, tidak ada penyekatan yang cukup signifikan, menandakan pemerintah percaya bahwa penyebaran varian Omicron tidak perlu dikhawatirkan.

“Rupiah akan mendekati level Rp14.100 per dolar AS pada pengujung tahun ini karena fundamental ekonomi di Indonesia cukup bagus,” sambung Ibrahim. “Fundamental ekonomi di dalam negeri yang baik itu bakal bertahan hingga tahun depan. Bahkan ketika The Fed berencana mengerek bunga acuan, perekonomian Indonesia akan tetap kuat menahan gempuran dari luar.”

Hampir senada, analis Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan, sejauh ini sentimen yang ada di pasar adalah meredanya kekhawatiran soal efek varian Omicron. Hal ini memicu para investor kembali risk on pada sepekan lalu. “Meski demikian, efek sentimen ini sudah terbatas sehingga membuat pergerakan rupiah akan cenderung terbatas. Namun, selama belum ada perubahan sentimen, rupiah bisa lanjut menguat,” katanya, dilansir dari Kontan.

Senior Economist Samuel Sekuritas, Fikri C. Permana, juga menyebut bahwa saat ini sudah tidak ada lagi data-data ekonomi, baik dari dalam maupun luar negeri. Alhasil, pergerakan mata uang Garuda cenderung sideways. Ditambah lagi, saat ini sudah memasuki periode libur Natal dan Tahun Baru, yang biasanya membuat pergerakan pasar cenderung terbatas.

Pos terkait