Pasar Wait and See, Rupiah Berbalik Melemah pada Senin Pagi

Rupiah melemah (Sumber : www.liputan6.com)

JAKARTA – Rupiah harus berbalik ke zona merah pada perdagangan Senin (31/10) sore ketika pasar cenderung bersikap wait and see jelang laporan inflasi dan rapat The Fed. Menurut catatan Bloomberg Index pukul 09.13 WIB, mata uang Garuda 18,5 poin atau 0,12% ke level Rp15.572,5 per dolar AS. Sebelumnya, spot ditutup menguat 13 poin atau 0,08% di posisi Rp15.554 per dolar AS pada transaksi Jumat (28/10) sore.

Bacaan Lainnya

“Penguatan selama sepekan kemarin didukung oleh pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi AS,” ujar analis DCFX, Lukman Leong, seperti dikutip dari Kontan. “Data ekonomi yang di antaranya manufaktur dan perumahan yang mengecewakan telah menurunkan ekspektasi pada kebijakan kenaikan suku bunga AS.”

Angka (PDB) AS pada hari Kamis (27/10) secara umum masih menunjukkan pelemahan ekonomi. Walau PDB AS tumbuh 2,6%, lebih dari perkiraan, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh defisit perdagangan yang menyempit, sedangkan pengeluaran konsumen justru . “Rupiah juga tertopang sikap dovish bank sentral seperti European Central Bank (ECB) dan Bank of Japan,” sambung Lukman.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah juga dipicu oleh melambatnya data PCE Deflator yang mengindikasikan bahwa inflasi AS mulai turun. Penurunan inflasi kemudian berdampak pada ekspektasi investor terhadap kebijakan The Fed yang mungkin tidak terlalu hawkish paska rapat FOMC bulan November mendatang.

Sebenarnya, tidak hanya rupiah, sejumlah mata uang emerging market di Asia juga mampu mengalahkan greenback. Menurut data Bloomberg, penguatan terjadi pada mata uang peso Filipina, rupiah, rupee India, dan dolar Hong Kong. “Mata uang emerging Asia menguat seiring aksi dolar AS karena ada kabar bank-bank sentral tak terlalu hawkish lagi,” terang emerging markets FX strategist Natwest, Galvin Chia.

Lalu, bagaimana dengan pergerakan rupiah pada pekan ini? Lukman memproyeksikan mata uang Garuda akan berbalik melemah karena investor mengantisipasi pengumuman data inflasi Indonesia pada Selasa (1/11) dan rapat Federal Reserve keesokan harinya. Menurut dia, sikap dovish bank sentral akan mendukung rupiah dan begitu pula sebaliknya.

Sedikit berbeda, Josua memperkirakan rupiah bergerak cenderung sideways menjelang hasil FOMC. Ekspektasi pasar memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga hingga 75 basis poin. Meski demikian, sinyal terkait arah kebijakan bank sentral AS tersebut menjadi salah satu poin penting yang ditunggu oleh para investor.

Pos terkait