JAKARTA – Rupiah masih mampu bertengger di zona hijau pada perdagangan Selasa (6/7) pagi meskipun kenaikannya relatif menipis. Menurut laporan Bloomberg Index pada pukul 09.04 WIB, mata uang Garuda naik 6,5 poin atau 0,04% ke level Rp14.470 per dolar AS. Sebelumnya, spot ditutup menguat 56 poin atau 0,39% ke level Rp14.476,5 per dolar AS pada Senin (5/7) sore.
“Rupiah kemarin ditutup menguat karena kebijakan tapering Federal Reserve belum akan dilakukan dalam waktu dekat seiring dengan data ketenagakerjaan AS yang masih belum solid,” papar Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, dikutip dari Kontan. “Sentimen ini diperkirakan masih akan berlanjut pada hari ini.”
Penguatan rupiah, sambung Josua, juga akan didukung oleh proyeksi masuknya investor asing melalui lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang akan diadakan Selasa ini, dengan target indikatif Rp33 triliun. Meski demikian, potensi penguatan rupiah diperkirakan terbatas oleh sentimen risk-off akibat kasus Covid-19 yang masih mengalami tren peningkatan.
Sementara itu, Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa investor saat ini tengah menantikan keputusan kebijakan Reserve Bank of australia. Bank sentral Negeri Kangguru diprediksi tidak akan mengubah suku bunga acuan. “Dari dalam negeri, pasar merespons positif Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM) yang sudah diterapkan pemerintah,” ujarnya.
“Investor saat ini sedang menunggu risalah dari pertemuan terbaru Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) penetapan suku bunga Fed, yang akan dirilis akhir pekan ini,” sambung Ibrahim. “Risalah akan diteliti dengan cermat karena pada pertemuan ini, The Fed mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang dimulai pada 2023 dalam perubahan hawkish yang mengejutkan dalam kebijakan moneternya.”
Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka, Sutopo Widodo, menambahkan bahwa ada beberapa hal yang membuat dolar AS melemah. Laporan ketenagakerjaan AS yang positif sudah diantisipasi pasar. Setelah laporan data pekerjaan, greenback cenderung melemah karena aksi profit taking, juga kebijakan tapering The Fed yang tidak kunjung memberikan isyarat untuk dilakukan.
Untuk transaksi hari ini, Sutopo memperkirakan rupiah akan bergulir di kisaran Rp14.430 hingga Rp14.520 per dolar AS, sedangkan Ibrahim menilai mata uang Garuda akan bergerak di rentang Rp14.450 hingga Rp14.520 per dolar AS dengan kecenderungan melemah. Sementara itu, Josua meramal spot akan berada di level Rp14.425 hingga Rp14.525 per dolar AS.