Menguat pada Selasa Pagi, Rupiah Diprediksi Tetap Tertekan

Rupiah - www.beritasatu.com
Rupiah - www.beritasatu.com

JAKARTA – Rupiah ternyata mampu bangkit ke zona hijau pada perdagangan Selasa (18/7) pagi ketika sejumlah sentimen negatif masih membayangi. Menurut laporan Bloomberg Index pukul 09.14 WIB, mata uang Garuda menguat 27 poin atau 0,18% ke level Rp14.986 per dolar AS. Sebelumnya, spot harus terkoreksi 54,5 poin atau 0,36% di posisi Rp15.013 per dolar AS pada transaksi Senin (17/7) sore.

Senada dengan rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Benua Asia kemarin juga terpantau tidak berdaya greenback. Dolar Taiwan menjadi yang paling terpuruk setelah anjlok 0,56%, disusul ringgit Malaysia yang terdepresiasi 0,54%, China yang melorot 0,43%, won yang 0,07%, dan baht Thailand yang melemah tipis 0,05%.

Bacaan Lainnya

Menurut Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, pelemahan rupiah dapat terjadi apabila sentimen kekhawatiran terhadap perekonomian China terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal II 2023 dilaporkan tercatat lebih rendah dari ekspektasi. PDB China pada April-Juni 2023 sebesar 6,3% year-on-year. Meski naik dari sebelumnya 4,5% secara tahunan, tetapi lebih rendah dari perkiraan sebesar 7,1% year-on-year.

Hampir senada, analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menuturkan bahwa pelemahan rupiah kemarin dipengaruhi rilis data pertumbuhan ekonomi China kuartal II 2023 yang lebih rendah dari perkiraan pasar. Sebaliknya, pengaruh dari pengumuman suku The Fed yang akan dilakukan pada pekan depan tidak terlalu signifikan karena pelaku pasar sudah memperkirakan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga 25 basis poin.

Sentimen global memang mengalahkan data positif dari dalam negeri ketika neraca perdagangan Juni 2023 dilaporkan kembali mengalami surplus. Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa neraca perdagangan bulan Juni 2023 tercatat mengalami surplus sebesar 3,45 miliar dolar AS, sekaligus surplus ke-38 beruntun sejak Mei 2020. Surplus neraca perdagangan ini naik 708,66% secara bulanan atau month-on-month dari Mei 2023 yang tercatat sebesar 440 juta dolar AS.

Lantas, bagaimana dengan prediksi pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini? Josua memperkirakan mata uang Garuda masih berpotensi melanjutkan tren negatif. Pasalnya, belum ada sentimen positif yang mampu mengatrol nilai tukar rupiah. “Rupiah akan melemah dalam kisaran Rp14.950 sampai Rp15.050 per dolar AS,” katanya, dikutip dari Kontan.

Pos terkait