Pedagang di Pasar Besar Malang Keluhkan Omzet Turun 75 Persen, Apa Sebabnya?

Pedagang di Pasar Besar Kota akhir-akhir ini mengeluhkan kondisi pasar yang sepi pengunjung. mereka merosot drastis, salah satunya akibat dampak dari penjualan online. Para pedagang berharap pemerintah membuat untuk membatasi penjualan online shop agar hasil penjualan mereka bisa tetap berkembang, sehingga tidak terancam tutup.

Baru-baru ini, sebuah video mendadak viral dan banyak diperbincangkan masyarakat, khususnya di Kota Malang. Video tersebut dibuat oleh salah seorang pedagang di Pasar Besar Kota Malang. Pedagang merekam kondisi Pasar Besar Kota Malang di bagian lapak penjualan baju yang sepi pengunjung. Mereka mengeluhkan dampak dari maraknya penjualan di marketplace atau toko online yang membuat pasar semakin sepi, terutama ketika fitur penjualan secara live memberikan diskon hingga 50 persen dan ongkos kirim.

Bacaan Lainnya

Pantauan pada hari Rabu siang menunjukkan suasana Pasar Besar, khususnya di toko-toko yang menjual pakaian, terlihat lengang. Hanya beberapa pembeli yang terlihat bertransaksi dengan pedagang. Banyak yang terpaksa tutup karena sepinya penjualan, seperti yang dialami oleh pedagang baju bernama Wijayanti.

Wijayanti sudah berjualan selama kurang lebih 19 tahun di Pasar Besar Kota Malang. Ia mengaku bahwa saat ini merupakan fase penjualan paling sepi sejak kemajuan yang berkembang pesat. Hal ini sangat memengaruhi penjualan yang merosot hingga 75 persen.

Ia tidak bisa menyalahkan warga yang lebih memilih berbelanja di toko online dan hanya bisa pasrah dengan sedikit harapan. Wijayanti juga mengatakan bahwa harga jual di pasar lebih mahal karena kualitas barang yang berbeda dengan kualitas barang di online menurutnya. Terkait hal ini, ia berharap pemerintah dapat mengkaji kebijakan belanja secara live yang ia rasa merugikan pedagang pasar.

Sepinya penjualan di pasar mulai terlihat sejak awal 2021, terutama saat pandemi dan pemberlakuan pembatasan mobilitas. Ini membuat banyak warga beralih berbelanja daring karena dianggap lebih aman dan praktis, meski tanpa harus melihat kualitas barang yang akan dibeli. Fenomena tersebut berlanjut hingga kini, apalagi dengan berbagai fitur kemudahan yang disajikan di platform online, serta promo diskon besar yang tentunya lebih menarik bagi pembeli.

Hal ini tidak dapat dimungkiri, masyarakat telah aktif mengikuti perkembangan teknologi di serba modern dan praktis ini. Selain hanya bisa pasrah dan mengharap kebijakan pemerintah, para pedagang tetap harus bertahan dan berusaha bersaing dengan keberadaan pasar online yang eksis saat ini.

Pos terkait