JAKARTA – Rupiah tetap terbenam di teritori merah pada perdagangan Kamis (3/8) sore setelah mayoritas saham di kawasan Asia bergerak lebih rendah seiring penurunan peringkat utang pemerintah AS oleh Fitch. Menurut laporan Bloomberg Index pukul 14.53 WIB, mata uang Garuda ditutup melemah 11 poin atau 0,08% ke level Rp15.186 per dolar AS.
Sementara itu, mata uang di kawasan Benua Asia terpantau bergerak variatif terhadap greenback. baht Thailand menjadi yang paling perkasa setelah menguat 0,19%, diikuti yuan China yang bertambah ,15%, won Korea Selatan yang naik 0,13%, dan yen Jepang yang terapresiasi 0,03%. Sebaliknya, rupee India harus anjlok 0,4%, sedangkan peso Filipina melemah 0,18%, dan dolar Singapura terdepresiasi 0,03%.
“Rupiah diproyeksikan melemah pada hari ini karena sentimen pasar saham terlihat tidak sepenuhnya positif, terlihat dari indeks seperti Nikkei dan Kospi yang masih bergerak negatif,” kata analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, pagi tadi seperti dikutip dari CNN Indonesia. “Selain itu, data tenaga kerja AS yang lebih bagus juga membuat dolar AS menguat.”
Saham Asia memang terpantau bergerak lebih rendah pada hari Kamis setelah Fitch menurunkan peringkat utang pemerintah AS yang memicu aksi ambil untung, dengan investor sekarang mengalihkan fokus ke keputusan suku bunga Bank of England dan pendapatan dari Apple dan Amazon. Indeks msci dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,2%, sedangkan saham Nikkei Jepang turun 1,1%, membawa kerugian sejauh ini di bulan Agustus menjadi 2,5%.
“Pelemahan rupiah tidak lepas dari penurunan peringkat utang AS. Penurunan tersebut berimplikasi pada peningkatan cost borrowing pemerintah AS yang cenderung meningkat, sehingga berpotensi mendorong yield US Treasury, yang membuat investor menaruh investasi ke aset safe haven,” Kepala Ekonomi Bank Permata, Josua Pardede, dilansir dari Antara News. “Sekalipun melemah, diperkirakan akan cenderung terbatas dan bersifat sementara.”
Di kemudian hari, Apple diperkirakan akan melaporkan penurunan pendapatan kuartal ketiga terbesar sejak 2016 karena penjualan iPhone yang melambat. Sebaliknya, Amazon.com Inc., pemimpin belanja konsumen, diperkirakan melaporkan kenaikan pendapatan kuartal kedua lebih dari 8%, dibantu oleh pemulihan bisnis periklanan dan e-niaga.
Fokus juga tertuju pada rapat kebijakan Bank of England. Bank sentral Inggris diperkirakan menaikkan suku bunga. Sebagian besar ekonom memprediksi bank sentral menaikkan seperempat poin ke level tertinggi 15 tahun sebesar 5,25%, tetapi risikonya adalah pengulangan kenaikan setengah poin yang mengejutkan di bulan Juni, yang dapat memicu taruhan bahwa bank sentral utama tidak akan melakukan pengetatan.