Rusia Klaim Rebut Soledar, Ukraina Membantah tapi Minta Pasokan Senjata Barat

Suasana Kota Soledar di Ukraina (Sumber : cnn.com)

KIEV – Pasukan bayaran Wagner Rusia mengklaim bahwa mereka telah sepenuhnya membebaskan kota pertambangan Soledar di Ukraina timur dengan membunuh sekitar 500 tentara pro-Ukraina saat pertempuran memasuki hari ke-321. Namun, militer Ukraina membantah bahwa lawan menguasainya, tetapi meminta pasokan senjata dari Barat dipercepat.

Direktur Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, dalam sebuah pernyataan mengklaim bahwa seluruh Kota Soledar dipenuhi mayat tentara Ukraina. Namun, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan pertempuran masih terus berlanjut. Menurut juru bicara komando militer timur Ukraina, Serhiy Cherevatyi, justru pasukan Ukraina memukul mundur tentara Rusia untuk memasuki garis depan.

Bacaan Lainnya

“Kota ini tidak berada di bawah kendali Federasi Rusia. Ada pertempuran sengit yang terjadi sekarang dan ada situasi yang rumit di sana,” tegas dia, seperti dikutip dari TRT World. “Komando militer sekarang sedang bekerja untuk menstabilkan situasi dengan dampak maksimum bagi musuh dan kerugian minimum bagi Ukraina.”

Sayangnya, TRT World tidak dapat memverifikasi laporan pertempuran di lapangan secara independen. Namun, Kremlin mengatakan penting untuk tidak terburu-buru mengumumkan kemenangan di Soledar, beberapa jam setelah kelompok tentara bayaran Wagner mengklaim telah menguasai kota tersebut. “Mari kita tunggu pengumuman resmi. Ada dinamika positif dalam kemajuan di Soledar dan keberhasilan taktis, tentu saja, sangat penting,” ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Kedua belah pihak mengatakan bahwa pertempuran untuk Soledar, yang dikenal dengan tambang garamnya, sangat intens dan berdarah. Kremlin berujar bahwa pihaknya membuat kemajuan dalam operasi militer di sekitar Soledar dan memiliki ‘momentum positif’. Di sisi lain, Kiev menegaskan bahwa pasukannya bertahan. Kejatuhan kota tersebut akan menandai kemenangan yang bagi pasukan Moskow.

Sementara itu, Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailov Podolyak, yakin pihaknya akan dapat memenangkan perang tahun ini jika kekuatan Barat meningkatkan pasokan senjata, khususnya sistem rudal jarak jauh. Menurut dia, hanya rudal dengan jangkauan lebih dari 100 yang akan memungkinkan mereka untuk mempercepat pendudukan wilayah secara signifikan. “Kami tidak akan menyerang Rusia. Kami mengobarkan perang defensif secara eksklusif,” tutur dia.

NATO dan Uni Eropa sendiri baru saja menandatangani deklarasi bersama yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kerja sama di tengah perang Ukraina yang sedang berlangsung, serta tantangan baru yang ditimbulkan oleh China. Uni Eropa bersiap untuk perang panjang di Ukraina dan akan mendukung Kiev melawan agresi Rusia selama diperlukan.

“Meskipun Rusia terus berupaya memecah belah kita, persatuan di dalam Uni Eropa dan melintasi Atlantik telah kuat,” tandas Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billstrom, yang negaranya memegang kepresidenan Uni Eropa. “Uni Eropa bersiap untuk perang yang panjang dan akan terus berdiri di sisi Ukraina dengan dukungan politik, ekonomi, militer, dan kemanusiaan selama dibutuhkan.”

Di sisi lain, Komisaris Hak Asasi Rusia, Tatiana Moskalkova, dan timpalannya dari Ukraina, Dmytro Lubinets, bertemu di Turki. Foto menunjukkan mereka duduk di seberang kopi di sebuah hotel di Ankara di sela-sela konferensi ombudsman internasional. Sayangnya, tidak ada rincian langsung tentang pembicaraan yang berlangsung selama sekitar 40 menit itu, tetapi diperkirakan akan fokus pada bantuan kemanusiaan.

Pos terkait