JAKARTA – Rupiah mampu bangkit ke zona hijau pada perdagangan Senin (6/3) pagi saat di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve. Menurut laporan Bloomberg Index pukul 09.00 WIB, mata uang Garuda menguat tipis 4 poin atau 0,03% ke level Rp15.306,5 per dolar AS. Sebelumnya, spot berakhir melemah 30,5 poin atau 0,20% di posisi Rp15.311 per dolar AS pada transaksi Jumat (3/2) sore.
“Rupiah tertekan imbas dari menanjaknya imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang kembali ke posisi 4%, setelah sebelumnya sempat menyentuh level ini pada Oktober 2022,” tutur analis ICDX, Revandra Aritama, dikutip dari Antara. “Tingginya return obligasi ini berpotensi memicu capital outflow (dana asing keluar), sehingga isu kelangkaan dolar AS bisa kembali terjadi.”
Sementara itu, menurut Chief Analyst DCFX, Lukman Leong, rupiah dan mata uang lainnya tertekan pada pekan kemarin akibat penguatan dolar AS seiring dengan data-data ekonomi AS yang lebih kuat dan tekanan harga yang masih tinggi di Negeri Paman Sam. Hal tersebut dapat memicu kekhawatiran The Fed akan terus menaikkan suku bunga lebih tinggi dan mempertahankannya lebih lama.
“Data terakhir inflasi di Indonesia masih tetap tinggi, tetapi di sisi lain, Bank Indonesia ke depannya juga diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga,” ujar Lukman, dilansir dari Kontan. “Untuk awal pekan ini, rupiah diperkirakan masih akan tertekan, disebabkan antisipasi investor terhadap data tenaga kerja AS yang diperkirakan masih kuat dengan penambahan 200.000 pekerjaan.”
Dalam sambutan yang disiapkan untuk acara yang diadakan Mid-Size Bank of Coalition of America, anggota Gubernur The Fed, Christopher Walker, mengatakan bahwa jika data payroll dan inflasi melandai setelah data-data tersebut menunjukkan penguatan pada bulan Januari, ia akan mendukung kenaikan kisaran target suku bunga beberapa kali ke tingkat terminal yang diproyeksikan antara 5,1% sampai 5,4%.
Hampir senada, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, juga memprediksi mata uang Garuda masih berpotensi bergerak melemah pada perdagangan hari Senin. Pasalnya, ada kenaikan pada data US Services Purchasing Manager Index (PMI) yang dirilis akhir pekan kemarin. S&P Global US Services PMI berada di level 50,6 pada Februari 2023, sedikit berubah dari perkiraan awal 50,5 dan lebih tinggi dari 46,8 pada Januari 2023.