JAKARTA – Rupiah mampu bertahan di teritori hijau pada perdagangan Jumat (8/7) sore ketika fokus investor saat ini tengah tertuju pada pengumuman data nonfarm payroll AS yang akan menuntun langkah The Fed selanjutnya. Menurut laporan bloomberg Index pukul 14.59 WIB, mata uang Garuda ditutup menguat 22,5 poin atau 0,15% ke level Rp14.979 per dolar AS.
Sementara itu, mata uang di kawasan Benua Asia terpantau bergerak variatif terhadap greenback. Peso Filipina menjadi yang paling perkasa setelah bertambah 0,25%, diikuti baht Thailand yang menguat 0,14%, dan won Korea Selatan yang naik 0,14%. Sebaliknya, yen Jepang dan dolar Hong Kong sama-sama harus melemah tipis 0,01%.
“Ada faktor kemarin, risiko sentimen-sentimen membaik,” kata ekonom bank permata, Josua Pardede, mengenai penguatan rupiah, dilansir dari CNN Indonesia. “Penguatan rupiah juga ditopang oleh rilis data ketenagakerjaan AS tadi malam. Datanya mencatat ketenagakerjaan AS tidak secepat sebelumnya sehingga dolar AS mengalami tekanan.”
Data lapangan pekerjaan di AS turun lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar pada Mei 2022, menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat, yang dapat menjaga Federal Reserve pada jalur kebijakan moneter yang agresif untuk memerangi inflasi yang tinggi. The Fed sedang mencoba untuk mendinginkan permintaan tenaga kerja dan ekonomi secara keseluruhan untuk menurunkan inflasi ke target 2%.
“Selama pasar tenaga kerja tetap kuat, The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga naik untuk memperlambat aktivitas,” terang kepala ekonom di FWDBONDS di New York, Christopher Rupkey, dikutip dari Reuters News. “Data terbaru masih mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin pada akhir bulan ini daripada 50 basis poin.”
Lowongan kerja turun 427.000 menjadi 11,3 juta pada hari terakhir Mei 2022, ungkap Departemen Tenaga Kerja AS dalam Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS). Itu adalah penurunan bulanan kedua berturut-turut setelah pembukaan mencapai rekor tertinggi 11,9 juta di bulan Maret 2022. Penurunan ini dipimpin oleh layanan profesional dan bisnis, dengan 325.000 lebih sedikit dari pembukaan. Lowongan di pembuat barang tahan lama turun 138.000, dan ada 70.000 lebih sedikit posisi yang tidak terisi di industri manufaktur barang tidak tahan lama.
Sekarang, fokus investor akan tertuju pada laporan nonfarm payrolls AS untuk bulan Juni 2022 yang akan diumumkan pada hari ini waktu setempat. Angka pengangguran yang stabil dan kenaikan nonfarm payroll dapat menjadi katalis positif bagi dolar AS. Data ketenagakerjaan ini juga menjadi pertimbangan bagi bank sentral as untuk memperketat kebijakan moneter selain memperhatikan kondisi inflasi.