JAKARTA – Rupiah mampu mempertahankan posisi di teritori hijau pada perdagangan Selasa (18/7) sore menjelang libur Tahun baru Islam ketika pasar cenderung wait and see di tengahnya minimnya data ekonomi penting. Menurut paparan Bloomberg Index pukul 14.58 WIB, mata uang Garuda ditutup menguat 16 poin atau 0,11% ke level Rp14.997 per dolar AS.
Sementara itu, pergerakan mata uang di kawasan Benua asia terpantau variatif terhadap greenback. Baht Thailand menjadi yang paling perkasa setelah naik 0,26%, diikuti won Korea Selatan yang menguat 0,21%, serta peso filipina dan dolar Singapura yang sama-sama bertambah 0,05%. Sebaliknya, yuan China harus melemah 0,44%, sedangkan yen Jepang turun 0,04% dan dolar Hong Kong terkoreksi 0,01%.
“Rupiah bakal berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas di kisaran Rp14.950 sampai Rp15.050 per dolar AS,” ujar analis pasar uang, Lukman Leong, pagi tadi seperti dikutip dari CNN indonesia. “Dengan absennya data ekonomi pending semalam dan pagi tadi, investor cenderung wait and see menantikan data penjualan ritel AS malam nanti.”
Dari pasar global, indeks dolar AS terhuyung-huyung mendekati level terendah satu tahun terhadap mata uang utama pada hari Selasa, ketika investor menunggu katalis baru untuk mengukur apakah greenback memiliki penurunan lebih lanjut setelah laporan inflasi AS yang lebih dingin dari perkiraan pada minggu lalu. Mata uang Paman Sam terpantau melemah 0,034 poin atau 0,03% ke level 99,808 pada pukul 10.17 WIB.
Seperti dilansir dari Reuters, dolar AS sempat mencatat minggu terburuk tahun 2023 pada pekan lalu, setelah data menunjukkan inflasi AS mereda lebih lanjut dengan indeks harga konsumen mencatat kenaikan tahunan terkecil dalam lebih dari dua tahun, mengambil tekanan dari The Fed untuk terus menaikkan suku bunga. “Saya pikir dolar AS bisa bertahan di bawah tekanan jual dan pasar fokus pada akhir siklus pengetatan FOMC,” kata ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia, Carol Kong.
Pasar uang sekarang sebagian besar menghargai kenaikan suku bunga 25 basis poin dari The Fed pada pertemuan kebijakan mereka akhir bulan ini, tetapi memprediksi suku bunga mungkin akan turun pada awal desember. Sebaliknya, investor mengharapkan Bank Sentral eropa (ECB) dan Bank of England untuk melangkah lebih jauh dalam siklus kenaikan suku bunga mereka.