Senin Sore, Rupiah Berakhir Menguat Tipis Jelang Imlek

Rupiah menguat pada perdagangan Senin (31/1) sore - victoryforex.co.id

JAKARTA – Rupiah ternyata mampu bangkit ke area hijau pada Senin (31/1) sore menjelang libur Imlek, ketika pasar menantikan pertemuan bank sentral di Australia, Inggris, dan Eropa yang berlangsung pekan ini. Menurut catatan Bloomberg Index pukul 14.59 WIB, mata uang Garuda ditutup menguat tipis 6,5 poin atau 0,05% ke level Rp14.368 per .

Bacaan Lainnya

Sementara itu, mayoritas mata uang di kawasan Benua Asia tidak berdaya menghadapi greenback. Won Selatan menjadi yang paling terpuruk setelah anjlok 0,37%, diikuti yen Jepang yang terdepresiasi 0,15%, serta dolar Hong Kong, dolar , dan baht Thailand yang kompak 0,04%. Sebaliknya, yuan China dan peso Filipina mampu menguat 0,11%, sedangkan India naik 0,04%.

“Antisipasi pasar terhadap serangkaian kebijakan moneter Federal Reserve yang dimulai Maret 2022 masih menjadi pendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya, termasuk rupiah,” tutur analis pasar uang, Ariston Tjendra, pagi tati seperti dikutip dari CNN Indonesia. “Rupiah akan berada dalam rentang support Rp14.350 per dolar AS dan resisten Rp14.400 per dolar AS.”

Senior Economist Samuel Sekuritas, Fikri C. Permana, seperti dilansir dari Kontan, sebelumnya juga meyakini bahwa keperkasaan dolar AS masih akan berlanjut pada pekan ini. Apalagi ada katalis dari rencana Federal Reserve yang akan menaikkan bunga dalam waktu dekat untuk menghambat lonjakan inflasi AS yang masih cukup kuat.

Dari pasar global, meski sebagian besar bergerak lebih rendah, tetapi dolar AS mampu mendekati posisi tertinggi satu setengah tahun terhadap euro pada hari Senin, ketika volatilitas di pasar diperkirakan mendorong greenback lebih tinggi saat investor menantikan rapat bank sentral Australia, Inggris, dan Eropa. Mata uang Paman Sam terpantau diperdagangkan di level 1,1148 terhadap euro.

Seperti dilansir dari Reuters, greenback mengalami minggu terbaiknya dalam tujuh bulan pada pekan lalu, ketika investor mencari keamanan di tengah aksi jual aset berisiko dan peningkatan perkiraan kenaikan suku bunga AS. Penetapan harga pasar saat ini menunjukkan peluang lebih dari 90% dari setidaknya empat kenaikan suku bunga The Fed pada akhir tahun 2022.

Bank sentral Australia dijadwalkan bertemu pada hari Selasa (1/2) waktu setempat, di tengah meningkatnya ekspektasi untuk pengumuman akhir program pelonggaran kuantitatif. Sementara itu, Bank of England dan Bank Sentra Eropa akan menggelar rapat pada hari Kamis (3/2), dengan jajak pendapat Reuters menyebutkan Bank sentral Inggris akan menaikkan suku bunga dalam waktu kurang dari dua bulan.

Pos terkait