Senin Sore, Rupiah Berakhir Melemah Seiring Gerak Kurs Asia

Rupiah - mediaindonesia.com
Rupiah - mediaindonesia.com

JAKARTA – Rupiah harus puas tertahan di area merah pada perdagangan Senin (28/6) sore, seiring dengan pergerakan mata uang , ketika greenback bertahan kuat seiring data ekonomi AS yang menunjukkan angka yang . Menurut paparan Index pada pukul 14.59 WIB, mata uang Garuda berakhir melemah 20 poin atau 0,14% ke level Rp14.445 per dolar AS.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, mayoritas mata uang Asia juga tidak berdaya menghadapi greenback. Peso Filipina menjadi yang terpuruk setelah anjlok 0,25%, disusul baht Thailand yang terdepresiasi 0,23%, won Korea Selatan yang terkoreksi 0,16%, dan China yang turun 0,07%. Sebaliknya, ringgit Malaysia dan yen Jepang mampu menguat, masing-masing 0,17% dan 0,07%.

“Setelah pekan lalu menguat, rupiah berpotensi tertekan pada hari ini melihat pergerakan nilai tukar regional terhadap dolar AS yang melemah,” ujar pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, dikutip dari CNN . “Dari eksternal, pasar masih mengkhawatirkan soal potensi perubahan kebijakan AS ke arah yang lebih ketat, setelah angka PCE Index menunjukkan kenaikan 3,4%, di atas target inflasi The Fed.”

Dari pasar global, dolar AS masih bertahan pada hari Senin setelah inflasi AS yang sedikit lebih rendah dari perkiraan tidak banyak mengurangi keyakinan investor bahwa Federal Reserve dapat memperketat kebijakan moneter jika tekanan konsumen terus meningkat. Mata uang Paman Sam terpantau menguat 0,001 poin ke level 91,852 pada pukul 11.11 WIB.

Seperti diwartakan Reuters, indeks personal consumption expenditures (PCE) AS, tidak termasuk komponen makanan dan energi, meningkat 0,5% pada Mei 2021, setelah naik 0,7% sebulan sebelumnya. Sementara itu, PCE Index menunjukkan kenaikan 3,4%, kenaikan terbesar sejak April 1992. PCE Index ini menjadi pengukur inflasi favorit Federal Reserve.

Meskipun inflasi diperkirakan akan melambat menjelang akhir tahun, tanda-tanda pasar tenaga kerja yang ketat membuat banyak investor resah atas tekanan harga yang didorong oleh upah. Di antara sejumlah indikator ekonomi yang akan dirilis minggu ini, data penggajian adalah fokus utama, dengan para ekonom memperkirakan peningkatan 675.000 dalam nonfarm payrolls. “Pasar dapat mulai memperkirakan lebih banyak peluang kenaikan suku bunga,” kata ahli strategi mata uang di Daiwa Securities, Yukio Ishizuki.

Pos terkait