Rapat The Fed Dimulai, Rupiah Melemah pada Selasa Sore

Rupiah melemah (Sumber : www.liputan6.com)

JAKARTA – tetap terkapar di zona merah pada perdagangan Selasa (31/1) sore ketika dolar AS cenderung bergerak lebih rendah menjelang rapat kebijakan Federal Reserve yang dinantikan pasar keuangan. Menurut paparan Bloomberg Index pukul 14.50 WIB, uang Garuda ditutup melemah 20,5 poin atau 0,14% ke level Rp14.990,5 per dolar AS.

Sementara itu, uang di kawasan Benua Asia terpantau bergerak variatif terhadap greenback. Yuan China menjadi yang paling perkasa setelah melonjak 0,59%, diikuti yen Jepang yang naik 0,08% dan dolar Singapura yang menguat tipis 0,02%. Sebaliknya, Korea Selatan harus melemah 0,21%, sedangkan peso Filipina terkoreksi 0,17% dan dolar Hong Kong turun 0,02%.

Bacaan Lainnya

“Rupiah bakal melemah oleh dolar AS yang menguat di tengah sentimen risk off,” tutur analis DCFX, Lukman Leong, pagi tadi seperti dikutip dari CNN Indonesia. “Pasalnya, cenderung menghindari aset dan uang berisiko dalam mengantisipasi kejutan pada pertemuan The Fed (FOMC meeting) Rabu (1/2) besok.”

Dari pasar global, indeks dolar AS sebenarnya bergerak lebih rendah pada hari Selasa, menuju penurunan bulanan keempat ketika memperkirakan puncak suku bunga AS dapat segera terlihat setelah pertemuan Federal Reserve minggu ini. uang Paman Sam terpantau melemah 0,047 poin atau 0,05% ke level 102,229 pada pukul 10.35 WIB.

Perdagangan uang sebagian besar melemah menjelang keputusan suku bunga Fed hari Kamis (2/2) dini hari WIB, dan menjelang keputusan suku bunga Bank of England dan Bank Sentral Eropa keesokan harinya, meskipun kehati-hatian di seluruh pasar semalam sempat mengangkat greenback. Indeks dolar AS sepanjang Januari ini sudah turun 1,3%, meskipun semalam sempat menguat 0,3%.

“Pedagang perlu menggabungkan nada pernyataan dan konferensi pers (Ketua The Fed) Jerome Powell dengan struktur penetapan harga ini,” kata kepala penelitian di broker Pepperstone di Melbourne, Chris Weston, dilansir dari Reuters. “Dalam hasil yang lebih kecil, kemungkinannya bahwa The Fed memberi kesan bahwa mereka dapat berhenti setelah kenaikan minggu ini, dan dolar AS dapat dengan mudah dijual, membuat aset berisiko menguat.”

Sementara itu, ahli strategi suku bunga AS di NatWest Markets, Jan Nevruzi, berpendapat bahwa mungkin sudah terlambat untuk mengharapkan terlalu banyak pengaruh pada ukuran akhir dari kenaikan suku bunga 25 basis poin yang diharapkan secara luas pada hari Rabu. Namun, hasil dari laporan tersebut akan memainkan peran besar dalam nada yang digunakan Powell dalam konferensi persnya.

Pos terkait