Jumat Pagi, Rupiah Berbalik Melemah Jelang Laporan Data Inflasi

Rupiah - (Sumber : www.antaranews.com)
Rupiah - (Sumber : www.antaranews.com)

JAKARTA – Rupiah harus berbalik ke zona merah pada perdagangan Jumat (1/9) pagi ketika fokus investor domestik tertuju pada data inflasi bulan Agustus 2023 yang diumumkan hari ini. Menurut laporan Bloomberg Index pukul 09.04 WIB, mata uang Garuda 7,5 poin atau 0,05% ke level Rp15.237,5 per dolar AS. Sebelumnya, spot menguat 10,5 poin atau 0,07% di Rp15.230 per dolar AS pada transaksi Kamis (31/8) sore.

Bacaan Lainnya

“Penguatan rupiah yang terbatas terhadap dolar AS dipengaruhi data ekonomi China terkait manufaktur China yang masih terkoreksi,” tutur analis pasar uang, Lukman Leong, menanggapi gerak rupiah kemarin, dilansir dari Republika. “Data China yang walau kurang lebih sesuai dengan ekspektasi, tetapi manufaktur masih terkontraksi dalam lima bulan terakhir.”

Data aktual Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur China mencapai 49,7 atau hampir mendekati ekspektasi sebesar 49,1. Sementara itu, data China terkait jasa mencapai 51 dengan ekspektasi 51,1. “Index PMI China yang melemah menjadi kendala rupiah menguat lebih tinggi lagi,” timpal analis Bank Woori Saudara, Rully Nova.

Namun, sentimen yang paling memengaruhi penguatan rupiah adalah data Produk Domestik (PDB) AS kuartal II 2023 yang direvisi lebih rendah dari perkiraan awal 2,4% menjadi 2,1% pada estimasi kedua. Dolar AS juga tertekan data tenaga kerja Automatic Data Processing (ADP) yang lebih lemah dari perkiraan, yaitu 177 ribu dengan ekspektasi 195 ribu.

Hampir senada, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, juga berpendapat bahwa penguatan rupiah kemarin didorong sentimen dari AS dan China. Perlambatan memicu depresiasi dolar AS yang berlanjut di pasar Asia. Untuk hari ini, ia menilai rupiah berpotensi melemah terbatas. “Ini akibat ekspektasi kenaikan PCE Deflator, yang merupakan salah satu indikator inflasi yang digunakan The Fed,” katanya, dikutip dari Kontan.

Sedikit berbeda, Research & Education Coordinator Asia Futures, Nanang Wahyudin, justru menilai rupiah bakal melanjutkan penguatan pada perdagangan awal September. Menurut dia, ruang penguatan akan berada di bawah Rp15.200, tepatnya Rp15.190 per dolar AS. “Inflasi yang sesuai perkiraan tidak akan mengubah sikap dari Bank Indonesia, karena mereka sudah tetap menargetkan inflasi akan stabil pada kisaran 2%-4%,” papar Nanang.

Pos terkait