jakarta – Rupiah tetap terbenam di zona merah pada perdagangan Senin (11/9) pagi seiring dengan sentimen negatif yang masih menghantui. Menurut laporan Bloomberg Index pukul 09.04 WIB, mata uang Garuda melemah 27,5 poin atau 0,18% ke level Rp15.355 per dolar AS. Sebelumnya, spot ditutup stagnan di posisi Rp15.327,5 per dolar AS pada transaksi Jumat (8/9) sore
Sepanjang pekan kemarin, mata uang Garuda praktis takluk melawan greenback. Data ekonomi dari AS dan China memengaruhi pergerakan rupiah pada minggu lalu. China melaporkan ekspor yang kembali mengalami kontraksi 8,8% (year on year) menjadi 284,9 miliar dolar AS pada Agustus 2023, sedangkan impor mereka terkoreksi sebesar 7,3% (year on year) menjadi 216, 51 miliar dolar AS. Sementara itu, AS melaporkan ISM Services PMI yang mengukur aktivitas bisnis non-manufaktur melonjak ke 54,5 pada Agustus 2023.
“Peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global menyebabkan nilai tukar rupiah pada akhir Agustus 2023 melemah secara point to point,” ujar Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank indonesia, Erwindo Kolopaking, dilansir dari Viva. “Bank Indonesia dalam hal ini akan tetap menjaga pergerakan nilai tukar rupiah, terlebih mata uang Garuda diyakini akan tetap stabil.”
Bank sentral memperkirakan stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, inflasi yang rendah. Begitu juga dengan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik. “Menguat ya, saya tidak bilang angkanya berapa. Kalau menguat pastilah (ada peluangnya) karena sebenarnya minat asing di domestik itu, sektor finansial besar,” sambung Erwindo.
Meski sepanjang minggu kemarin negatif, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memperkirakan rupiah pada pekan ini akan bergerak di kisaran Rp15.250 per dolar AS sampai Rp15.375 per dolar AS dengan potensi menguat. Ini seiring dengan rilis data China seperti inflasi, penjualan ritel, dan produksi industri bulan Agustus 2023 yang diproyeksikan meningkat.
Sebaliknya, pengamat mata uang dan komoditas, Lukman Leong, memperkirakan pergerakan rupiah pada rentang Rp15.200 per dolar AS sampai Rp15.450 per dolar AS dengan kecenderungan melemah. Sentimen yang memengaruhi pelemahan rupiah pada pekan kemarin seperti rally dolar AS dan kekhawatiran perlambatan di kawasan Asia, terutama China, diyakini masih akan berlanjut. “Rally dolar AS diprediksi masih akan berlanjut hingga FOMC September,” kata Lukman, dikutip dari Kontan.