Selasa Pagi, Rupiah Berbalik Melemah Saat Dolar Drop

Rupiah melemah (Sumber : www.infoindonesia.id)

JAKARTA – Rupiah harus berbalik ke zona merah pada perdagangan Selasa (31/1) pagi ketika dolar AS terpantau bergerak negatif. Menurut laporan Bloomberg Index pukul 09.06 WIB, mata uang Garuda melemah 30 poin atau 0,20% ke level Rp15.000 per dolar AS saat turun 0,128 poin atau 0,13%. Sebelumnya, spot sempat berakhir menguat 15,5 poin atau 0,10% ke level Rp14.970 per dolar AS pada transaksi Senin (30/1) sore.

“Kenaikan rupiah terhadap dolar AS (kemarin) salah satunya dipengaruhi ekspektasi suku bunga Federal Reserve yang dovish dibandingkan dengan rekan-rekan yang lebih hawkish,” tutur Direktur PT Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dikutip dari Tempo. “Itu berada di untuk kerugian keempat berturut-turut lebih dari 1,5%, ditekan oleh ekspektasi bahwa The Fed mendekati akhir siklus suku bunga dan bahwa suku bunga tidak harus naik setinggi yang dikhawatirkan sebelumnya.”

Bacaan Lainnya

Secara umum, Ibrahim melanjutkan, pergerakan mata uang global cenderung tenang menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve, Bank Sentral Eropa (ECB), dan Bank of England (BoE) pada akhir pekan ini. The Fed secara luas diperkirakan akan memberikan suku bunga 25 basis poin, sedangkan pengamat pasar mengatakan BoE dan ECB kemungkinan akan menaikkan suku bunga masing-masing sebesar 50 basis poin.

Hampir senada, Ekonom Bank Mandiri, Reny Eka Putri, mengungkapkan bahwa rupiah kemarin cenderung bergerak datar karena pada penutupan bulan, minim data-data domestik sehingga pelaku pasar akan lebih terpengaruh oleh sentimen dari eksternal, seperti pertemuan FOMC pada pekan ini. “Perkiraan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin, sesuai dengan perkembangan data ekonomi AS terakhir,” ujar dia, dilansir dari Antara.

Lalu, bagaimana dengan pergerakan mata uang Garuda pada perdagangan hari ini? Menurut Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, rupiah akan melemah walau relatif tipis. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal IV 2022 yang sebesar 2,9% (lebih tinggi dari prediksi konsensus 2,6%) berpotensi mendorong indeks dolar AS terapresiasi.

“Meskipun begitu, ada sentimen positif dari dalam negeri yang berpotensi menjadi penopang rupiah, yakni langkah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menaikkan bunga penjaminan simpanan valas sebesar 25 basis poin menjadi 2%,” kata Fikri, seperti dikutip dari Kontan “Hal ini akan mendorong devisa hasil ekspor atau simpanan domestik dalam bentuk valas akan lebih banyak.”

Pos terkait