JAKARTA – Rupiah masih berkutat di zona merah pada perdagangan Kamis (6/7) pagi setelah risalah The Fed mengisyaratkan masih akan ada lebih banyak kenaikan suku bunga, Menurut data Bloomberg Index pukul 09.06 WIB, mata uang Garuda melemah 46 poin atau 0,31% ke level Rp15.063,5 per dolar AS. Sebelumnya, spot harus terkoreksi 23 poin atau 0,15% di posisi Rp15.017,5 per dolar AS.
Dalam risalah yang dirilis Rabu (5/7) malam waktu setempat, Federal Reserve mengungkapkan bahwa mereka melihat masih akan ada lebih banyak kenaikan suku bunga di masa mendatang. Meski demikian, bank sentral AS tersebut mengisyaratkan bahwa kecepatan kenaikan suku bunga berpotensi lebih lambat, menunjukkan ketidaksepakatan di antara anggota.
Pembuat kebijakan sebelumnya memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga di tengah kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi, meskipun sebagian besar anggota berpikir kenaikan lebih lanjut sedang berlangsung. Mengutip dampak lambat dari kebijakan dan kekhawatiran lainnya, mereka melihat ruang untuk melewatkan pertemuan Juni setelah memberlakukan sepuluh kali kenaikan suku bunga secara langsung.
“Membiarkan kisaran target tidak berubah pada pertemuan ini akan memberi kami lebih banyak waktu untuk menilai kemajuan ekonomi menuju tujuan komite untuk lapangan kerja maksimum dan stabilitas harga,” tulis risalah tersebut. “Jeda singkat akan memberi panitia waktu untuk menilai dampak kenaikan, yang telah mencapai 5 poin persentase, langkah paling agresif sejak awal 1980-an.”
Masih menurut risalah, ekonomi menghadapi hambatan dari kondisi kredit yang lebih ketat, termasuk suku bunga yang lebih tinggi, untuk rumah tangga dan bisnis, yang kemungkinan akan membebani aktivitas ekonomi, perekrutan, dan inflasi, meskipun sejauh mana efek ini tetap tidak pasti. Keputusan bulat untuk tidak menaikkan suku datang dalam ‘pertimbangan pengetatan kumulatif yang signifikan dalam sikap kebijakan moneter dan kelambatan yang memengaruhi kebijakan kegiatan ekonomi dan inflasi’.
Risalah The Fed langsung disambut negatif pelaku pasar emas. Pasalnya, masih adanya kenaikan membuat dolar AS bisa terus menguat sehingga emas semakin mahal dibeli dan kurang menarik. “Risalah The Fed akan membuat harga emas melandai dalam jangka pendek,” tutur analis ACY Securities, Clifford Bennett, dikutip dari Reuters.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan rupiah pada hari ini? Menurut Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin, saat ini ruang penguatan rupiah tampaknya bisa terjadi dengan mencoba kembali berada di bawah level Rp15.000 per dolar AS. “Pasar kemungkinan akan bereaksi terhadap hasil notulen The Fed. Jika ada kecenderungan dovish, ruang pelemahan dolar AS bisa terjadi,” jelasnya, dikutip dari Kontan.