RDG Bank Indonesia Dimulai, Rupiah Tetap Berakhir Melemah

Rupiah melemah
Rupiah melemah (Sumber : bisnis.com)

JAKARTA – Rupiah harus puas berada di area merah pada perdagangan Rabu (24/5) sore saat Bank Indonesia menggelar pertemuan bulannya, yang diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuan. Menurut laporan Bloomberg Index pukul 14.59 WIB, mata uang Garuda melemah 25 poin atau 0,17% ke level Rp14.900 per dolar AS.

Mayoritas mata uang di Benua Asia juga terpantau tidak berdaya melawan greenback. Won menjadi yang paling terpuruk setelah melorot 0,46%, diikuti ringgit Malaysia yang jatuh 0,24%, yuan yang berkurang 0,13%, peso Filipina yang melemah 0,06%, dan dolar Singapura yang turun tipis 0,01%. Sebaliknya, yen Jepang masih mampu menguat 0,09%, sedangkan baht Thailand naik 0,03%.

Bacaan Lainnya

“Rupiah bakal melemah pada perdagangan hari ini karena tertekan penguatan dolar AS,” tutur analis DCFX, Lukman Leong, pagi tadi seperti dikutip dari CNN Indonesia. “Namun, pelemahan akan terbatas mengingat sentimen rupiah masih positif dari meredanya inflasi dan harapan investor pada Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan.”

Bank Indonesia memang dijadwalkan menggelar rapat bulanan selama dua hari hingga Kamis (25/5) besok. Sejauh ini, ekonom memproyeksikan bahwa bank sentra akan mempertahankan suku bunga di level 5,75%. Sebelumnya, Bank Indonesia telah mengerek suku bunga acuan sebesar total 225 basis poin sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023 dengan tujuan mengendalikan inflasi.

Dari pasar global, dolar AS bertahan di dekat posisi tertinggi dua bulan pada hari Rabu di tengah permintaan aset safe-haven karena negosiasi untuk menaikkan plafon utang AS masih berlarut-larut, sedangkan dolar Selandia Baru menukik 1% setelah bank sentral setempat mengejutkan pasar dengan mengakhiri kenaikan suku bunga. Mata uang Paman Sam terpantau melemah tipis 0,021 poin atau 0,02% ke level 103,467 pada pukul 10.47 WIB.

Reserve Bank of New Zealand memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, seperti yang diharapkan, ke level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun sebesar 5,5%. Dalam pernyataan kebijakannya, mereka memperkirakan bahwa suku bunga akan berlaku hingga Juni 2024, tidak berubah dari perkiraan sebelumnya.

“(Kenaikan) 25 basis poin sudah diperkirakan, tetapi kejutan membuat perkiraan OCR tidak berubah,” papar kepala strategi NZ di Westpac, Imre Speizer, dilansir dari Reuters. “Dikatakan mereka sudah selesai (mendaki) dan bahasa di dalamnya mengisyaratkan bahwa mereka sudah selesai. Jadi, itu adalah kejutan besar.”

Sementara itu, kebuntuan di Washington atas negosiasi plafon utang telah membantu mengangkat dolar AS, meskipun itu dapat menyebabkan default dan mendorong negara itu ke dalam resesi. Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, telah memperingatkan bahwa pemerintah federal tidak lagi memiliki cukup uang untuk membayar semua tagihannya secepat 1 Juni, meningkatkan risiko gagal bayar.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *