JAKARTA – Rupiah tetap berada di zona merah pada perdagangan Selasa (13/6) pagi ketika pasar menantikan rapat kebijakan sejumlah bank sentral dunia, termasuk Federal Reserve. Berdasarkan laporan Bloomberg Index pukul 09.06 WIB, mata uang Garuda melemah 12,5 poin atau 0,08% ke level Rp14.875 per dolar as. Sebelumnya, spot harus ditutup terkoreksi 22,5 poin atau 0,15% di posisi Rp14.862,5 per dolar AS.
Menurut analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, pelemahan rupiah kemarin karena penguatan dolar AS dan yield obligasi pemerintah AS dalam tenor dua tahun. Mata uang Paman Sam naik seiring dengan ekspektasi kebijakan Federal Reserve ke depan yang diperkirakan masih akan hawkish. “Ke depan pelaku pasar akan fokus pada data inflasi AS dan hasil meeting The Fed,” ujar dia, dikutip dari Antara.
Sementara itu, pengamat pasar uang, Lukman Leong, mengatakan bahwa kemarin rupiah dibuka di zona merah. Namun, mata uang Garuda berhasil mengurangi sebagian pelemahan setelah data indeks keyakinan konsumen (IKK) yang lebih kuat dari perkiraan di level 128,3. Senada dengan Rully, menurut Lukman, investor sekarang cenderung wait and see mengantisipasi data inflasi AS dan pertemuan FOMC.
kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, juga berpendapat bahwa pasar masih dalam posisi menunggu jelang pertemuan sejumlah bank sentral dunia, seperti ECB (Bank Sentral Eropa), Bank of Japan, dan tentu saja Federal Reserve. Josua memperkirakan mata uang akan melanjutkan pergerakan sideways pada perdagangan hari ini.
Dilansir dari Kontan, Josua memprediksi mata uang domestik akan bergulir di kisaran Rp14.825 sampai Rp14.925 per dolar AS seiring dengan investor yang wait and see menjelang pengumuman suku bunga. Sementara itu, Lukman meyakini rupiah akan bergerak di rentang Rp14.800 sampai Rp14.900 per dolar AS dengan potensi menguat terbatas.
Rapat Federal Reserve memang membuat gelisah, tidak hanya di pasar keuangan, tetapi juga komoditas. Dilansir dari CNBC Indonesia, harga minyak bergerak naik tipis pada Selasa pagi setelah sempat menurun tajam hingga 4% pada Senin (12/6) kemarin. Harga minyak mentah WTI menguat hingga 0,57% ke posisi 67,5 dolar AS per barel, sedangkan harga minyak mentah Brent dibuka menguat hingga 0,58% ke posisi 72,26 dolar AS per barel.