Perburuk Krisis Energi UE, Putin Ingin Tetapkan Tagihan Gas dalam Rubel

Presiden Rusia, Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin - pikiran-rakyat.com

Jakarta – Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa negara-negara yang tidak bersahabat dengan Moskow harus membayar tagihan pengiriman gas dalam bentuk Rubel. Ini adalah bentuk bahwa Putin menempatkan bahan bakar sebagai senjata dalam Ukraina yang membuat negara-negara Uni Eropa (UE) berada dalam krisis energi.

Dengan permintaan pembayaran dalam mata uang Rusia, Vladimir Putin memberikan pukulan mengejutkan bagi negara-negara Barat yang masih menggunakan gas Rusia dalam jumlah besar untuk kebutuhan energi mereka. Peraturan tersebut akan berlaku untuk 48 negara yang dianggap tidak bersahabat atau bermusuhan dengan Rusia, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, dan semua UE.

Bacaan Lainnya

“Saya ingin menekankan bahwa Rusia pasti akan terus memasok gas alam sesuai dengan volume dan harga serta mekanisme penetapan harga dalam kontrak yang ada,” tambah Putin, menurut transkrip yang diterbitkan dalam Deutsche Welle.

“Pengumuman pembayaran Rubel adalah pelanggaran kontrak,” kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck. “Nantinya, Jerman akan berdiskusi dengan mitra UE tentang permasalahan ini.”

Putin memerintahkan bank sentral Rusia untuk menyempurnakan rincian dan persyaratan pembayaran Rubel. Selain itu, raksasa energi Gazprom diperintahkan Putin untuk mulai mengerjakan amandemen yang diperlukan untuk kontrak pembelian gas saat ini.

Jens Südekum, seorang dari Institute for Competition Economics of Dusseldorf University di Jerman, menganggap langkah Putin bisa menjadi balasan tidak langsung atas pernyataan Kanselir Jerman Olaf Scholz baru-baru ini mengenai pasokan energi Rusia.

“Kanselir Scholz telah mengesampingkan pengiriman gas Rusia karena akan menjadi terlalu mahal untuk Jerman,” kata Südekum. “Terkait dengan ini, mungkin keinginan Putin adalah, Anda ingin gas saya? Ini persyaratannya.”

Südekum mendesak pemerintah Eropa untuk mengatakan tidak pada rencana Putin dan menekankan bahwa itu akan menjadi pertanda lemahnya Barat jika menyerah. Keputusan Rusia terhadap pemberlakuan pajak gas dalam Rubel ini juga akan mempengaruhi hampir semua negara yang telah memberlakukan sanksi terhadap Moskow terkait pemutusan aliran keuangan internasional. Solusi atas keputusan Putin memberlakukan biaya pengiriman gas untuk kesejahteraan perekonomian Rusia yang sedang hancur ini juga membuat krisis besar dalam dolar AS dan euro. 

“Setiap upaya perdagangan mata uang dengan India atau China yang dilakukan Rusia tidak akan membantu, karena Rusia tidak dapat melakukan pembayaran ke negara-negara Barat di bawah boikot,” kata Kepala Ekonom Bank ING Carsten Brzeski. “Putin membutuhkan Rubel untuk membiayai perangnya. Dalam hal ini permintaan biaya pengiriman gas dalam bentuk Rubel adalah langkah yang cerdas.” 

Sementara itu, belum ada kabar apakah menjadi sahabat atau bukan dengan Rusia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mempersiapkan banyak cadangan gas alam untuk Indonesia. Ini dilakukan untuk menghindari lonjakan angka impor terkait gas alam dan bahan bakar di Tanah Air.

Dilansir dari CNBC Indonesia, Kepala SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi) Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya optimis migas masih cukup besar. Jumlah cadangan minyak maupun gas di Tanah juga akan semakin meningkat.

“Upaya memenuhi energi masih terus dilakukan dan migas masih cukup besar. Masih sekitar 20 basin yang baru berproduksi di Indonesia, 27 basin pengeboran, dan adanya discovery (temuan),” kata Dwi. “Lalu, masih ada hitung-hitungan untuk masuk ke Plan of Development/PoD (Rencana Pengembangan) dari tingkat keekonomian, dan masih ada 69 basin belum dilakukan pengeboran, sementara 12 basin sudah dibor tapi tidak ada discovery (temuan). Ini potensi yang bisa kita lihat ke depan,” 

Sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menjadi andalan Presiden Jokowi pun merupakan penghasil gas alam. Proyek ini strategis karena selain besarnya investasi yang dikeluarkan investor, proyek ini juga didominasi produksi gas yang sangat bermanfaat untuk kebutuhan dalam negeri, bukan hanya untuk ekspor.

Pos terkait