PMI Manufaktur Indonesia Naik, Rupiah Dibuka Rebound pada Selasa Pagi

Rupiah - (Sumber : twitter (@Beritasatu))
Rupiah - (Sumber : twitter (@Beritasatu))

JAKARTA – Rupiah mampu bangkit ke zona pada perdagangan Selasa (4/10) pagi, didukung PMI manufaktur Indonesia. Menurut laporan Bloomberg Index pukul 09.02 WIB, uang Garuda menguat 15 poin atau 0,10% ke level Rp15.287,5 per dolar AS. Sebelumnya, spot harus terdepresiasi tajam 75,5 poin atau 0,50% di posisi Rp15.302,5 per dolar AS pada Senin (3/10) sore.

Bacaan Lainnya

Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, rupiah kemarin melemah karena dolar AS menguat terhadap mata uang lain setelah pemerintah Inggris setuju untuk mempermudah rencana pemotongan pajak. Tren ini secara luas diperkirakan akan mendukung dolar AS dalam beberapa bulan mendatang karena beberapa bank sentral menaikkan lebih jauh untuk memerangi inflasi yang membandel.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik () mengumumkan laju inflasi pada September 2022 sebesar 1,17% secara bulanan dan 5,95% secara tahunan. Lonjakan inflasi didorong oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Harga pangan dan energi masih terus meningkat, dan disrupsi pasokan juga terus terjadi sehingga risiko untuk inflasi nasional masih berada di atas 4%. “Rupiah akan dibuka bergejolak, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.290 hingga Rp15.370 per dolar AS,” kata Ibrahim, dikutip dari Kontan.

Hampir senada. Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin, mengatakan bahwa pergerakan pada awal pekan tidak lepas dari reaksi pasar atas laporan data inflasi. Data inflasi bulan September naik dari 4,9% menjadi 5,9% secara tahunan. Walaupun masih di bawah estimasi sebesar 6%, tetapi angka ini bisa dikatakan cukup tinggi.

“Secara keseluruhan, data inflasi bulan September 2022 di Indonesia relatif tinggi, taktis membuat rupiah menembus level Rp15.300 per dolar AS,” ujar Nanang. “Untuk pergerakan hari ini, sentimen pergerakan suku bunga, data ketenagakerjaan AS, dan inflasi dalam negeri masih menjadi batu sandungan untuk rupiah.”

Meski demikian, rupiah masih berpotensi menguat setelah Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia bulan September 2022 dilaporkan naik menjadi 53,7 dari 51,7 pada bulan sebelumnya. Ini artinya PMI masih ekspansi dan konsisten, didorong permintaan yang lebih baik yang mengarah pada kenaikan , ketenagakerjaan, dan aktivitas pembelian.

Pos terkait