PMI Manufaktur AS Melambat, Rupiah Rebound pada Senin Pagi

Rupiah - www.beritasatu.com
Rupiah - www.beritasatu.com

JAKARTA – mampu rebound pada Senin (4/7) pagi setelah data ISM Manufacturing PMI AS dilaporkan lebih rendah dari ekspektasi. Berdasarkan catatan Bloomberg Index pukul 09.06 WIB, mata uang Garuda menguat tipis 6,5 poin atau 0,4% ke level Rp14.946 per dolar AS. Sebelumnya, spot harus berakhir melemah 39,5 poin atau 0,26% di posisi Rp14.942,5 per dolar AS pada transaksi Jumat (1/7) sore.

Pelemahan yang dialami rupiah pada perdagangan kemarin sebagian besar dipengaruhi rilis data inflasi Indonesia bulan Juni 2022. Menurut laporan BPS (Badan Pusat Statistik), Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni 2022 mengalami inflasi sebesar 4,35% secara tahunan atau menjadi yang tertinggi sejak Juni 2017. Sementara itu, secara bulanan, inflasi mencapai angka 0,61%.

Bacaan Lainnya

Menurut analis DCFX Futures, Lukman Leong, pergerakan rupiah pada minggu ini diperkirakan mendekati level psikologis Rp15.000 dan tekanan masih sangat kuat di tengah sentimen risk off. Dengan inflasi naik menjadi 4,35% atau jauh di atas perkiraan pasar, akan membuat semakin tertekan untuk menaikkan suku bunga. “Jika Bank Indonesia tidak mengintervensi, rupiah akan mendekati atau melemah melewati Rp15.000,” tutur Lukman, dikutip dari Kontan.

Nyaris senada, ekonom Bank Mandiri, Reny Eka Putri, pun mengatakan bahwa pelaku pasar masih mengamati data inflasi Juni 2022 yang meningkat sebesar 0,61% month-to-month. Capital outflow yang berlanjut masih menjadi sentimen negatif bagi mata uang Garuda. “Kebijakan The Fed yang semakin hawkish diperkirakan akan berlanjut merespons tingginya inflasi AS di tengah bayangan resesi ekonomi AS,” ujar dia.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, juga mengatakan fokus utama yang memengaruhi pergerakan rupiah pada Senin ini masih seputar inflasi dan kebijakan bank sentral global yang mulai agresif untuk menekan inflasi dengan kenaikan suku bunga. Di bulan ini, akan banyak agenda dari bank sentral yang akan memutuskan kebijakan mereka di tengah suhu politik dan inflasi yang panas.

Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menuturkan bahwa pasar akan mengamati data manufaktur ISM AS yang dirilis pada Jumat waktu setempat. Menurut data terbaru, ISM Manufacturing PMI AS tercatat berada di level 53,0 pada bulan Juni 2022, di bawah perkiraan pasar sebesar 54,6. Sekadar informasi, ISM Manufacturing PMI AS biasanya menjadi salah satu tolok ukur pertumbuhan ekonomi.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka fluktuatif, tetapi berpotensi ditutup melemah di rentang Rp14.930 hingga Rp14.970 per dolar AS. Sutopo, sementara itu, memproyeksikan rupiah akan bergulir di kisaran Rp14.800 sampai Rp15.000 per dolar AS, sedangkan Reny memprediksi mata uang Garuda bergerak di rentang Rp14.875 sampai Rp14.967 per dolar AS.

Pos terkait