PMI Manufaktur AS Lebih Kuat dari Perkiraan, Rupiah Berakhir Melemah

Rupiah - (Sumber : katadata.co.id)
Rupiah - (Sumber : katadata.co.id)

JAKARTA – Rupiah kembali harus terjerumus ke area merah pada perdagangan Rabu (25/10) sore setelah data terbaru menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur AS pada bulan Oktober 2023 meningkat lebih tinggi daripada perkiraan. Menurut paparan Bloomberg Index pukul 14.54 WIB, mata uang Garuda berakhir melemah 21 poin atau 0,13% le level Rp15.870 per dolar AS.

Sementara itu, mata uang di kawasan Benua Asia terpantau bergerak variatif terhadap greenback. Thailand menjadi yang paling perkasa setelah menguat 0,13%, diikuti ringgit Malaysia yang terkatrol 0,09%, yen Jepang dan yuan China yang sama-sama bertambah 0,05%, dan dolar yang terapresiasi 0,01%. Sebaliknya, won Korea Selatan harus melemah 0,2%, sedangkan peso Filipina turun 0,12% dan rupee India terkoreksi 0,08%.

Bacaan Lainnya

“Rupiah diproyeksikan melemah pada hari ini seiring data Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur AS yang lebih kuat dari perkiraan,” ujar analis DCFX Futures, Lukman Leong, pagi tadi seperti dikutip dari CNN Indonesia. “Mata uang Garuda akan bergerak di kisaran Rp15.800 sampai Rp15.950 per dolar AS pada perdagangan hari ini.”

Output bisnis AS pada bulan Oktober 2023 memang dilaporkan meningkat karena sektor manufaktur keluar dari kontraksi lima bulan seiring meningkatnya pesanan baru, dan aktivitas jasa sedikit meningkat di tengah tanda-tanda meredanya tekanan inflasi. S&P Global mengatakan, PMI AS yang melacak sektor manufaktur dan jasa naik menjadi 51,0 pada bulan Oktober, satu poin di atas level 50 yang memisahkan ekspansi dan kontraksi, sekaligus menjadi level tertinggi sejak Juli.

“Harapan soft landing bagi perekonomian AS akan didorong oleh membaiknya situasi yang terlihat pada bulan Oktober ini,” papar Kepala Ekonom Bisnis di S&P Global Market Intelligence, Chris Williamson, dilansir dari Reuters. “Survei PMI Global S&P telah menjadi salah satu yang paling suram dalam beberapa bulan terakhir, sehingga peningkatan pertumbuhan output AS yang ditandai pada awal kuartal keempat adalah kabar baik.”

PMI manufaktur naik ke tingkat impas 50, yang merupakan level tertinggi sejak bulan April, sekaligus menghentikan kontraksi kecil di sektor ini yang telah dimulai pada bulan Mei. Ekspektasi median di antara para ekonom dalam survei Reuters adalah sebesar 49,5. Pesanan manufaktur baru naik untuk pertama kalinya dalam enam bulan dan merupakan yang tertinggi sejak September 2022.

Akhir pekan ini, Departemen Perdagangan AS akan merilis kartu skor aktivitas ekonomi untuk kuartal ketiga 2023, dengan para ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan pertumbuhan (PDB) merupakan yang tercepat dalam hampir dua tahun pada Juli hingga September 2023. Survei S&P Global menunjukkan bahwa momentum telah berlanjut hingga awal kuartal keempat.

Pos terkait