JAKARTA – Rupiah berhasil menjaga posisi di teritori hijau pada perdagangan Rabu (30/3) sore setelah perundingan antara Rusia dan Ukraina dikabarkan berlangsung damai dan mengalami kemajuan signifikan. Menurut paparan Bloomberg Index pukul 14.59 WIB, mata uang Garuda berakhir menguat 26,5 poin atau 0,18% ke level Rp14.343,5 per dolar AS.
Sementara itu, mayoritas mata uang di kawasan Benua Asia terpantau mampu mengungguli greenback. Won Korea Selatan menjadi yang paling perkasa setelah terbang 0,64%, diikuti yen jepang yang melonjak 0,50%, peso Filipina dan rupee India yang masing-masing menguat 0,23%, ringgit Malaysia yang naik 0,09%, dan dolar Singapura yang bertambah 0,08%.
“Perundingan antara Rusia dan Ukraina telah memberikan kemajuan yang signifikan dan ini mungkin bisa memberikan sentimen positif untuk penguatan nilai tukar emerging market dan rupiah pada hari ini,” tutur analis pasar uang, Ariston Tjendra, pagi tadi seperti dikutip dari CNN Indonesia. “Rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.350 hingga Rp14.380 per dolar AS.”
Dalam perundingan yang berlangsung di Turki, seperti dilansir dari Reuters, Rusia berjanji mengurangi invasi militer mereka di sekitar Kiev dan Ukraina utara. Namun, Negeri Beruang Merah menolak mediasi Barat selama pembicaraan mereka dengan Kiev. Sementara itu, Ukraina mengusulkan untuk mengadopsi status netral, tetapi dengan jaminan internasional terlindungi dari serangan.
Pembicaraan yang berlangsung damai tersebut berimbas pada turunnya harga minyak mentah dunia, setelah sebelumnya harus melorot lantaran status lockdown di Shanghai, China. Harga minyak mentah Brent turun 2% menjadi 110,23 dolar AS per barel, sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 1,62% menjadi 104,24 dolar AS per barel pada Selasa (29/3) waktu setempat.
Berbanding terbalik, harga emas justru terpantau naik meskipun tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan bilateral antara Rusia dan Ukraina mengurangi daya tarik logam mulia sebagai tempat yang aman. Emas diperdagangkan naik 0,3% menjadi 1.923,95 dolar AS per ounce pada pukul 02.10 GMT, sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,5% menuju 1.927,70 dolar AS per ounce.
“Pelemahan dolar AS telah memberikan dukungan untuk emas, sedangkan harga obligasi yang melambung kemarin membantu mendorong imbal hasil lebih rendah meski reli risk-on yang seharusnya terlihat di seluruh ekuitas,” papar analis pasar di City Index, Matt Simpson. “Namun, investor tetap mewaspadai niat sebenarnya Rusia atas janji mereka untuk mengurangi operasi militer.”