JAKARTA – Rupiah harus berbalik ke area merah pada perdagangan Rabu (26/7) pagi ketika pasar sedang dalam mode wait and see menjelang pengumuman hasil rapat The Fed. Menurut data Bloomberg Index pukul 09.19 WIB, mata uang Garuda melemah 41,5 poin atau 0,28% ke level Rp15.039,5 per dolar as. Sebelumnya, spot ditutup naik 28,5 poin atau 0,19% di posisi Rp14.998 per dolar AS pada transaksi Selasa (25/7) sore.
“penguatan rupiah terhadap dolar AS (kemarin) dipengaruhi hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang menetapkan suku bunga acuan tidak berubah di level 5,75%,” ujar analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, dikutip dari Antara News. “Penetapan suku bunga tersebut sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar.”
Berdasarkan RDG Bank Indonesia, ada tiga pertimbangan suku bunga tetap dipertahankan. Pertama adalah laju inflasi yang terkendali, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, dan mitigasi risiko ekonomi global. ”Ke depan, ekspektasi laju inflasi tetap rendah dan yield obligasi pemerintah Indonesia masih dalam tren menurun berkat penetapan suku bunga yang tidak berubah,” sambung Rully.
Selain rupiah, kemarin mayoritas mata uang di kawasan Benua Asia juga terpantau mampu mengangkangi greenback. Hingga pukul 15.00 WIB, yuan China menjadi yang paling perkasa setelah melonjak 0,64%, disusul won Korea Selatan yang terangkat 0,34%, dolar Singapura yang menguat 0,24%, dolar Taiwan yang bertambah 0,2%, dan peso Filipina yang naik 0,16%.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan rupiah pada hari ini? Menurut Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, mata uang Garuda akan dipengaruhi sentimen domestik dan luar negeri. Dari domestik, terkait suku bunga Bank Indonesia dan kebijakan makroprudensial yang distimulus bank sentral. Sementara itu, dari luar negeri, pasar menantikan rapat Federal Reserve.
“Kedua sentimen tersebut sama kuat, tetapi apabila Federal Reserve lebih hawkish, maka akan pengaruh sentimen global akan lebih dominan. Sebaliknya, jika The Fed ada ancang-ancang menurunkan suku bunga, bisa menjadi hal positif bagi rupiah,” katanya, dilansir dari Kontan. “Rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.000 sampai Rp15.100 per dolar AS.”
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, berpendapat senada, menyepakati bahwa rupiah kemungkinan akan memasuki fase wait and see menunggu keputusan bank sentral global, terutama The Fed, pada pekan ini. Karena itu, ia pun memperkirakan mata uang Garuda akan bergerak mendatar di kisaran Rp15.000 per dolar AS.