Nonfarm Payrolls AS Dilaporkan Solid, Rupiah Melemah Tajam pada Senin Pagi

Rupiah melemah (Sumber : www.pajak.com)

JAKARTA – Rupiah harus tertahan di area merah pada perdagangan Senin (6/2) pagi setelah data nonfarm payrolls AS untuk bulan Januari 2023 dilaporkan solid. Menurut paparan Bloomberg Index pukul 09.01 WIB, mata uang Garuda merosot tajam 131,5 poin atau 0,88% ke level Rp15.025 per dolar AS. Sebelumnya, spot berakhir melemah 5,5 poin atau 0,04% di posisi Rp14.93,5 per dolar AS pada transaksi Jumat (3/2) sore.

Gambaran ketenagakerjaan AS pada tahun 2023 dimulai dengan yang sangat kuat, dengan nonfarm payrolls membukukan kenaikan terbesar sejak Juli 2022. Nonfarm payrolls AS meningkat 517.000 untuk Januari 2023, di atas perkiraan Dow Jones 187.000 dan kenaikan 260.000, demikian menurut laporan Departemen Tenaga AS pada Jumat waktu setempat.

Bacaan Lainnya

“Itu adalah laporan yang fenomenal dan menimbulkan pertanyaan bagaimana kita dapat melihat tingkat pertumbuhan itu meskipun ada beberapa gejolak lain dalam perekonomian,” kata Kepala Ekonom AS di Mastercard Economics Institute, Michelle Meyer. “Kenyataannya adalah ini menunjukkan masih banyak permintaan yang terpendam untuk pekerja, dengan benar-benar untuk mempekerjakan staf dengan tepat.”

Leisure and hospitality menambahkan 128.000 untuk memimpin semua sektor. Perolehan signifikan lainnya adalah layanan profesional dan bisnis sebesar 82.000, lembaga pemerintah sebesar 74.000, dan perawatan kesehatan sebanyak 58.000. Sektor ritel juga naik sebesar 30.000, sedangkan pekerjaan konstruksi bertambah 25.000.

Tingkat pengangguran di bulan Januari 2023 turun menjadi 3,4% dibandingkan perkiraan 3,6%, sekaligus menjadi tingkat pengangguran terendah sejak Mei 1969. Sementara itu, tingkat partisipasi angkatan naik tipis menjadi 62,4%. Ukuran pengangguran yang lebih luas yang mencakup pekerja yang putus asa dan mereka yang memiliki paruh waktu karena alasan ekonomi juga naik tipis menjadi 6,6%.

“Sepanjang pekan kemarin, rupiah cenderung bergerak menguat karena sentimen dari hasil rapat Federal Market Open Committee (FOMC),” tutur Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, dikutip dari Kontan. “Namun, pada Jumat, pergerakan rupiah terbatas, disebabkan memudarnya sentimen positif pengumuman FOMC terkait kenaikan suku bunga The Fed.”

Lalu, bagaimana dengan pergerakan mata uang Garuda pada perdagangan hari ini? Menurut Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, rupiah masih berpotensi bergerak lebih tinggi, lantaran ada rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Pertumbuhan ekonomi mungkin bisa di atas 5,2% dan ini akan mendorong market lebih percaya terhadap pasar keuangan Indonesia dan juga rupiah,” ujarnya.

Pos terkait