JAKARTA – Rupiah tetap bertengger di zona hijau pada perdagangan Senin (7/8)) pagi meskipun tipis setelah angka nonfarm payrolls AS lebih rendah dari perkiraan. Menurut laporan Bloomberg Index pukul 09.04 WIB, mata uang Garuda naik 6 poin saja atau 0,04% ke level Rp15.164 per dolar as. Sebelumnya, spot ditutup menguat 16 poin atau 0,11% di posisi Rp15.170 per dolar AS pada transaksi Jumat (4/8) sore.
pertumbuhan pekerjaan di AS kurang dari yang diharapkan, menunjukkan laju yang lebih lambat dalam ekonomi AS meskipun mungkin bukan resesi yang telah lama diantisipasi, demikian laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada akhir pekan kemarin. Nonfarm payrolls negara tersebut meningkat sebesar 187.000 pada Juli 2023, sedikit di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 200.000. Meskipun angka utama meleset, itu sebenarnya mewakili keuntungan sederhana dari 185.000 yang direvisi turun untuk sebelumnya.
Tingkat pengangguran di bulan tersebut tercatat sebesar 3,5%, di bawah perkiraan konsensus bahwa tingkat pengangguran akan tetap stabil di 3,6%. Angka ini tepat di atas level terendah sejak akhir 1969. Sementara itu, penghasilan per jam rata-rata, faktor kunci Federal Reserve melawan inflasi, naik 0,4% untuk bulan ini atau 4.4% untuk laju tahunan Kedua angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan masing-masing sebesar 0,3% dan 4,2%.
“Pasar tenaga kerja tampaknya cukup baik pada titik ini dalam siklus bisnis. Tingkat pengangguran 3,5%, dan Anda tidak bisa mengeluh tentang itu,” kata Kepala Ekonom AS di S&P Global Ratings, Satyam Panday, dilansir dari CNBC International. “Ini jalur luncur yang bagus. Kami ingin melihat pertumbuhan upah turun sedikit, tetapi daya beli konsumen tampaknya bertahan dengan baik.”
Perawatan kesehatan memimpin penciptaan lapangan kerja oleh industri, menambah 63.000 pekerjaan untuk bulan itu. Kontribusi sektor lain termasuk bantuan sosial (24.000), kegiatan keuangan (19.000), dan perdagangan grosir (18.000). Kategori jasa lainnya menyumbang 20.000 dari total, termasuk 11.000 dari jasa pribadi dan binatu. Sementara itu, leisure and hospitality, yang telah menjadi sektor utama untuk sebagian besar pemulihan di era pandemi Covid-19, hanya menambah 17.000 pekerjaan.
Lalu, bagaimana dengan laju rupiah pada perdagangan hari ini? Menurut Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mata uang Garuda berpotensi bergerak menguat terbatas. Pasalnya, data nonfarm payrolls AS diperkirakan melambat dibandingkan bulan sebelumnya. “Rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2023 yang diprediksi masih juga berpotensi mendorong rupiah,” ujarnya, dikutip dari Kontan.