Nonfarm Payrolls AS Meningkat, Rupiah Turun pada Senin Pagi

Rupiah melemah
Rupiah melemah (Sumber : www.beritasatu.com)

JAKARTA – Rupiah harus berbalik ke zona negatif pada perdagangan Senin (8/5) pagi setelah data nonfarm payrolls AS dilaporkan lebih baik dari perkiraan. Menurut catatan Bloomberg Index pukul 09.14 WIB, mata uang Garuda melemah 15 poin atau 0,10% ke level Rp14.693 per AS. Sebelumnya, spot sempat berakhir menguat 7 poin atau 0,05% di posisi Rp14.678 per pada transaksi Jumat (5/5) sore. 

Bacaan Lainnya

Pertumbuhan pekerjaan di AS bernasib lebih baik dari yang diharapkan pada bulan April 2023, meskipun gejolak bank dan ekonomi melambat, demikian Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada akhir pekan kemarin. Nonfarm payrolls AS tercatat meningkat 253.000 untuk bulan itu, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, mengalahkan estimasi Wall Street untuk pertumbuhan 180.000.

Tingkat pengangguran adalah 3,4%, berada di bawah perkiraan sebesar 3,6% dan menjadi level terendah sejak 1969. Sementara itu, rata-rata per jam, barometer inflasi utama, naik 0,5% untuk bulan tersebut, melebihi perkiraan 0,3% sekaligus menjadi kenaikan bulanan terbesar dalam setahun. Secara tahunan, upah meningkat 4,4%, lebih tinggi dari ekspektasi untuk kenaikan 4,2%.

“Sangat menggembirakan melihat laporan pekerjaan yang kuat di tengah kekhawatiran resesi, ketidakstabilan di sektor perbankan, dan PHK yang sedang berlangsung,” papar di CUNA Mutual Group, Steve Rick, dilansir dari CNBC. “Kami berharap kekuatan pasar pekerjaan yang berkelanjutan dan tanda-tanda perlambatan inflasi akan mengurangi volatilitas pasar dalam beberapa bulan mendatang.”

Lalu, bagaimana dengan pergerakan rupiah pada perdagangan awal pekan ini? Menurut Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, mata uang Garuda masih berpotensi menguat pada hari ini. Pasalnya, hasil laporan nonfarm payrolls AS dinilai tidak akan berpengaruh besar pada rupiah. “Karena, bagaimanapun pasar akan memperhatikan upaya pemerintah AS untuk membangun kepercayaan sektor perbankan mereka,” ujarnya, dikutip dari Kontan.

Hampir senada, Chief Analyst DCFX Futures, Lukman Leong, menilai bahwa rupiah masih berpotensi menguat karena didukung oleh sentimen dan dalam negeri yang kuat. Dari internal, cadangan devisa Indonesia pada bulan April diperkirakan akan kembali naik ke 146 miliar dolar AS. “Rupiah akan berada di kisaran Rp14.550 sampai Rp14.750 per dolar AS,” katanya.

Pos terkait