jakarta – Rupiah berhasil menjaga posisi di zona hijau pada transaksi Selasa (17/5) sore setelah neraca perdagangan Indonesia di bulan April 2022 dilaporkan kembali mengalami surplus, bahkan tertinggi sepanjang sejarah. Menurut paparan Bloomberg Index pada pukul 14.59 WIB, mata uang Garuda berakhir menguat 52 poin atau 0,35% ke level Ro14.644,5 per dolar AS.
Sementara itu, mayoritas mata uang di kawasan Benua Asia juga mampu mengungguli greenback. Won Korea Selatan menjadi yang paling perkasa setelah melonjak 0,54%, disusul dolar Singapura yang naik 0,20%, yuan China yang bertambah 0,18%, dan baht Thailand yang menguat 0,15%. Sebaliknya, yen Jepang harus melemah 0,08%, sedangkan dolar Hong Kong bergerak stagnan.
“Pergerakan rupiah hari ini masih dipengaruhi antisipasi pasar terhadap pengetatan kebijakan moneter federal Reserve, yang akan menguatkan dolar AS,” ujar analis pasar uang, Ariston Tjendra, pagi tadi seperti dikutip dari CNN Indonesia. “Selain itu, juga dipengaruhi sentimen penguatan bursa saham Asia dan laporan kinerja ekspor Indonesia oleh badan Pusat Statistik (BPS).”
Siang tadi, BPS melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia untuk bulan April 2022 mengalami surplus sebesar 7,56 miliar dolar AS, sekaligus surplus selama 24 bulan berturut-turut. Nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar 27,32 miliar dolar AS atau naik 3,11% dibandingkan Maret 2022, sedangkan nilai impor sebesar 19,76 miliar dolar AS atau turun 10,01% dibandingkan bulan sebelumnya.
Dari pasar global, indeks dolar AS sibuk mencari pijakan yang kuat pada hari Selasa ketika investor memangkas taruhan apakah kenaikan suku bunga Federal Reserve akan mendorong kenaikan greenback lebih lanjut. Mata uang Paman Sam terpantau melemah tipis 0,018 poin atau 0,02% ke level 104,169 pada pukul 10.59 WIB
“Dolar AS telah menjadi pendorong besar mata uang G10,” kata kepala penelitian di Pepperstone di Melbourne, Chris Weston, dilansir dari Reuters. “Jeda dalam penurunannya dan tenangnya volatilitas pasar umumnya saat ini telah menghentikan kenaikan dolar AS. Banyak yang telah diperhitungkan dan kami tidak mendapatkan berita baru dari pejabat The Fed, dan saya pikir orang-orang hanya mengambil sebagian uang itu untuk saat ini.”