NATO, G7, dan Para Pemimpin UE Bersatu Dukung Ukraina Lawan Rusia

Pertemuan NATO dan sekutu, mereka menegaskan untuk mendukung Ukraina - www.msn.com

Brussel – Pergerakan Rusia yang dinilai agresif saat menginvasi Ukraina membuat negara-negara Barat mulai resah. Pada Kamis (24/3), NATO, G7, dan para pemimpin Uni Eropa (UE) mengadakan rapat khusus untuk menghimpun persatuan dalam mendukung Ukraina melawan Rusia tanpa perang.

Menurut laporan Deutsche Welle, helikopter berpatroli di langit dan keamanan ditingkatkan di Brussels ketika para pemimpin NATO, G7, dan Uni Eropa membentuk KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Uni Eropa dan mengadakan pertemuan di ibukota Belgia untuk mengatasi invasi Rusia ke Ukraina tanpa perang. Kesepakatan berakhir dengan janji baru yang bertujuan mengisolasi Rusia lebih lanjut tetapi tidak menghasilkan tanggapan militer langsung terhadap perang di Ukraina.

Bacaan Lainnya

Para pemimpin setuju untuk mengaktifkan unit pertahanan kimia dan nuklirnya sehubungan dengan potensi serangan kimia pasukan Rusia di Ukraina dan berkomitmen untuk memperkuat sayap timur aliansi itu. Sementara itu, para pemimpin G7 setuju untuk memblokir transaksi keuangan yang melibatkan cadangan emas bank sentral Rusia dan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Ukraina.

Di sisi lain, dalam upaya untuk mengurangi ketergantungan UE pada energi Rusia, blok tersebut mengimpor 41% gasnya dari Rusia. AS (Amerika Serikat) setuju untuk meningkatkan ekspor gas alam cair (LNG) ke UE sebesar 15 miliar meter kubik tahun ini. Setelah mengumumkan kesepakatan itu, Presiden AS Joe Biden menyoroti bagaimana Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan energi untuk memaksa dan memanipulasi Ukraina.

“Penting bagi Eropa untuk beralih dari Rusia dan memilih pemasok energi yang dapat dipercaya, ramah, dan dapat diandalkan,” kata Ursula Von Der Leyen, ketua komisi Eropa. 

Sementara KTT Uni Eropa di Brussel terjadi saat invasi Rusia ke Ukraina memasuki bulan kedua, sudah ada ribuan orang yang tewas dan lebih dari 6 juta orang mengungsi. Bagi Presiden Ukraina Volodymyr Zelinsky, sanksi tambahan terhadap Rusia dan peningkatan bantuan kemanusiaan tidak akan membantu negaranya meskipun sebesar yang dia minta. Berbicara melalui tautan video di KTT Uni Eropa, Zelinsky membuat permohonan kepada para pemimpin Uni Eropa untuk mengakui Ukraina ke dalam blok UE yang terdiri dari 27 negara.

“Jangan terlambat. Tolong,” kata Zelinsky. “Selama berbulan-bulan ini Anda telah melihat bahwa Ukraina harus berada di UE dalam waktu dekat.”

Namun, pidatonya tidak menerima tanggapan yang diharapkan karena para pemimpin UE hanya mengakui aspirasi Eropa Kyiv dan mengulangi pernyataan mereka yang dikeluarkan pada pertemuan puncak sebelumnya di Versailles, Prancis, yang menugaskan Komisi Eropa untuk memberikan pendapatnya tentang keanggotaan UE Ukraina. Meskipun begitu, para pemimpin UE berkomitmen memberikan bantuan Ukraine Solidarity Trust Fund, yakni dana bantuan untuk mendukung Ukraina.

Selain itu, ketika dunia berusaha mengisolasi Rusia karena menginvasi Ukraina, KTT di Brussel minggu ini juga membahas hubungan Rusia dan China yang sedang berkembang.

“Jika China membantu Rusia, maka sanksi tidak akan berhasil seperti yang kami inginkan,” kata Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin sebelum KTT Uni Eropa. “Penting untuk memastikan apakah China berada di sisi yang benar.”

Sementara itu, dilansir dari Kompas, hingga saat ini Indonesia masih berada di pihak netral. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, penanganan krisis Ukraina harus dilakukan secara cermat agar bencana besar bisa dihindari.

Pos terkait