Jumlah Lowongan Kerja di AS Turun, Rupiah Berakhir Menguat

Rupiah - (Sumber : bisnis.com)
Rupiah - (Sumber : bisnis.com)

JAKARTA – Rupiah tetap bertengger di area hijau pada perdagangan Rabu (30/8) sore setelah jumlah lowongan pekerjaan di AS dilaporkan mengalami penurunan menuju level terendah sejak Maret 2021 lalu. Menurut paparan Bloomberg Index pukul 14.50 WIB, mata uang Garuda berakhir menguat 19 poin atau 0,12% ke level Rp15.241 per dolar AS.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, mata uang di kawasan Benua Asia terpantau bergerak variatif terhadap greenback. Yuan China menjadi yang paling perkasa setelah menguat 0,11%, diikuti won Selatan yang bertambah 0,09%, Filipina yang 0,07%, dan baht yang naik 0,01%. Sebaliknya, yen Jepang harus melemah 0,17%, sedangkan dolar Hong Kong 0,02%.

“Rupiah diperkirakan bergerak menguat di tengah sentimen risk on di pasar dan melemahnya dolar AS setelah data tenaga kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan,” tutur analis pasar uang, Lukman Leong, pagi tadi seperti dikutip dari CNN Indonesia. “Ini meredakan ekspektasi pada prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve.”

Menurut data terbaru Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Selasa (29/8) waktu setempat, jumlah pekerjaan yang tersedia di Negeri Paman Sam terus menyusut selama tiga bulan berturut-turut, turun di bawah 9 juta untuk pertama kalinya sejak awal tahun 2021. Lowongan pekerjaan turun menjadi 8,827 juta di bulan Juli 2023, dari sebelumnya 9,165 juta di bulan Juni 2023. Ini merupakan jumlah total lowongan terendah sejak Maret 2021, dan kini terdapat rata-rata 1,5 pekerjaan yang tersedia untuk setiap pengangguran.

Hal ini merupakan kabar baik bagi , yang mengharapkan lebih banyak kelonggaran di pasar tenaga kerja dalam upaya mereka menurunkan inflasi. Ketidakseimbangan antara dan penawaran pekerja dapat menyebabkan kenaikan upah dan, pada akhirnya, menambah tekanan pada inflasi. Bank sentral AS sebelumnya telah mencoba untuk menjinakkan harga yang lebih dengan menaikkan suku bunga dalam upaya untuk mengurangi permintaan.

Dari pasar global, dolar AS berusaha bangkit pada hari Rabu, setelah sempat mengalami penurunan paling tajam dalam satu setengah bulan, ketika investor bertaruh bahwa data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih lanjut. Mata uang Paman Sam terpantau menguat tipis 0,08 poin atau 0,07% ke level 103,606 pada pukul 10.17 WIB.

“Dengan para pedagang sekarang sensitif terhadap data AS yang lebih lemah dalam harapan tingkat suku bunga tertinggi The Fed, saya memperkirakan penurunan dolar AS akan terjadi karena data apa pun yang mendukung laporan pekerjaan,” kata analis pasar di City Index, Matt Simpson, dilansir dari Reuters. “Namun, masih diperlukan kehati-hatian mengingat masih banyak lagi data yang akan dirilis minggu ini.”

Pos terkait