Dilarang Salat Berjamaah, Warga Muslim Dapat Dukungan Umat Hindu India

Muslim India Melaksanakan Salat Jumat - indianexpress.com
Muslim India Melaksanakan Salat Jumat - indianexpress.com

Gurgaon – Adanya penentangan salat berjamaah bagi umat Islam oleh sekelompok umat Hindu sayap kanan di India membuat penduduk Negeri Sungai Gangga lainnya resah. Sejumlah yang beragama Hindu dan Gurudwara Sikh di Gurgaon lantas menawarkan ruang bagi umat Muslim yang hendak melaksanakan salat Jumat.

Bacaan Lainnya

Dilansir dari TRT World, Altaf Ahmad, 45, warga Gurgaon, sebuah kota di pinggiran ibu kota India, New Delhi, terkejut ketika anggota kelompok sayap kanan Hindu, Bharat Mata Vahini (BMV), datang untuk mengganggu salat Jumat di tempat yang sebenarnya sudah disediakan oleh kota. “Namaz (salat) adalah salah satu pilar agama kami, dan salat berjamaah penting bagi kami. Salat berjamaah, khususnya di hari Jumat, adalah identitas sebagai Muslim dan hukumnya wajib,” katanya. 

Pernyataannya menyoroti penderitaan umat Islam yang tinggal di Gurgaon. Ini adalah tempat yang rawan bagi umat Muslim, karena kelompok BMV dan Sanyukta Hindu Sangharsh Samiti (SHSS) telah menuntut pemerintah kota untuk melarang umat Muslim berdoa di ruang publik.

Di tengah kontroversi yang sedang berlangsung, dukungan Hindu dan Sikh mulai mengalir untuk komunitas Muslim, dengan banyak yang menawarkan ruang pribadi mereka untuk beribadah. Akshay Yadav, seorang penduduk lokal, bersedia  membuka tokonya khusus untuk kebutuhan salat Jumat berjamaah. Sementara itu, Rahul Dev, yang berprofesi sebagai jurnalis, menawarkan rumahnya sebagai tempat khusus umat Muslim.

Yadav, yang memiliki toko , juga pernah melakukan hal serupa sebagai bentuk solidaritas masyarakat Hindu di India. Dikatakan Ahmad, di bulan suci Ramadan, Yadav akan membuka tokonya untuk mereka sehingga semakin banyak jemaah yang bisa salat, bahkan hingga larut malam.

Sherdil Singh Sidhu, Presiden Komite Gurudwara Singh Sabha, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa saudara-saudara Muslim dipersilakan untuk berdoa di dalam tempat Gurudwara. Namun, keputusan Singh kemudian dikritik oleh beberapa anggota komunitas Sikh dan kelompok sayap kanan, dan mengklaim bahwa kata-katanya salah dikutip oleh media.

“Pernyataan saya ditentang oleh beberapa anggota komite dan oleh karena itu, kami telah mengklarifikasi kepada umat Islam,  kami tidak dapat memberi mereka ruang,” jelas Singh. “Namun, mereka memahami dan berterima kasih kepada kami atas dukungan yang kami berikan.”

Meskipun sudah diberikan tempat di Gurudwara, beberapa umat Islam memutuskan untuk tidak melakukan ibadah di tempat tersebut, karena dapat menimbulkan gangguan dalam tatanan sosial daerah tersebut. Menurut Ahmad, langkah Yadav maupun komunitas Sikh patut diapresiasi. Dia percaya bahwa orang-orang ini menentang penindasan yang tidak pernah mudah, terutama mengingat masa yang penuh gejolak seperti saat ini.

“Sherdil Singh memberikan satu pernyataan, dan dia mendapat banyak tekanan dari kelompok Hindu sayap kanan, dan itulah sebabnya kami pergi ke gurdwara pada hari Jumat, untuk tidak hanya berterima kasih padanya atas sikapnya yang tak ternilai, tetapi juga meyakinkan orang-orang,” sambung Ahmad. “Kami tidak akan salat di sana, karena akan menimbulkan masalah bagi mereka.”

Pos terkait