Kurs Rupiah Berhasil Rebound Usai Dolar AS Diperdagangkan Sideways

Rupiah - www.seputarforex.com
Rupiah - www.seputarforex.com

Jakarta – Kurs rupiah mengawali perdagangan pagi hari ini, Rabu (9/2), dengan penguatan sebesar 25 poin atau 0,17 persen ke level Rp14.374 per dolar AS. Sebelumnya, Selasa (8/2), tukar mata uang Garuda berakhir 6,5 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.399 per USD.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan the terhadap sekeranjang mata uang utama terpantau menguat. Pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, indeks dolar AS naik 0,2 persen, sedangkan euro dalam perdagangan sideways usai Presiden (ECB) Christine Lagarde menekan ekspektasi kenaikan suku bunga agresif.

Pernyataan yang lebih hawkish dari ECB dan minggu lalu mengakibatkan pasar lengah dan membuat imbal hasil obligasi naik di zona euro dan lantaran antisipasi suku bunga dapat naik lebih cepat dan lebih tinggi dari prediksi sebelumnya.

Pada Kamis (10/2), mata uang secara luas diperdagangkan sedikit berubah sebab pasar menunggu data harga konsumen AS. Menurut para ekonom yang disurvei oleh Reuters, IHK (indeks harga konsumen) -ke-tahun pada Januari bertengger di angka 7,3 persen.

“Ekspektasi kenaikan suku bunga secara bersamaan telah menyebabkan beberapa respons pasar yang kacau balau tidak sepenuhnya terwujud dalam aksi harga,” ungkap John Kicklighter, kepala strategi di DailyFX, seperti dilansir Antara. “Itu pasti harus kembali ke rasa normal. Akhirnya pasar harus mundur dari ekspektasi ekstrem mereka dan mungkin itulah yang akan menyelesaikan beberapa dorongan dan volatilitas ini,” imbuhnya.

Dari dalam negeri, rupiah diperkirakan kembali melemah pada perdagangan hari ini akibat sentimen negatif dari dalam maupun luar negeri. “Saat ini para pelaku pasar mulai memprediksi The Fed lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuan. Semula, kenaikan suku bunga diperkirakan hanya 4 kali, namun kini mulai ada proyeksi yang naiknya hingga 5-6 kali,” jelas Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail, seperti dikutip dari Kontan.

Lebih lanjut Ahmad mengatakan, pandangan pasar tersebut diperkuat oleh serangkaian data ekonomi AS yang dirilis pekan ini. Misalnya saja rilis data business optimism index yang diumumkan dini hari. “Jika ternyata data ini mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya, bisa menguatkan pandangan pelaku pasar soal kenaikan suku bunga acuan. Ini akan mendorong indeks dolar AS,” kata Ahmad.

Pos terkait