Kurs Rupiah Berhasil Rebound di Tengah Melonjaknya Dolar AS

Rupiah menguat di awal perdagangan pagi hari ini, Kamis (8/9) - bisnis.com

Jakarta – Nilai tukar rupiah dibuka sebesar 19,5 poin atau 0,13 persen ke angka Rp14.898 per dolar AS di awal perdagangan pagi hari ini, Kamis (8/9). Kemarin, Rabu (7/9), kurs mata uang Garuda berakhir terdepresiasi 32,5 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp14.917,5 per USD.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan the Greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melonjak. Pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB, indeks dolar AS naik ke level tertinggi 24 tahun terhadap yen dan tertinggi 37 tahun terhadap sterling.

Penguatan dolar AS terjadi akibat kebijakan moneter Jepang yang dovish. Selain itu, masalah ekonomi Eropa kontras dengan ekonomi Amerika Serikat yang relatif lebih kuat. The Fed yang hawkish sendiri berencana menurunkan inflasi ke target 2,0 persen.

“Semakin, itu menjadi kisah pertumbuhan dan benar-benar kisah krisis. Kami memiliki China yang terus memiliki kebijakan nol COVID, dan mungkin terus berlipat ganda, mengunci lebih banyak kota,” ujar Erik Nelson, ahli strategi makro, di Wells Fargo di New York City, seperti dilansir dari Antara. “Eropa dan Inggris tampaknya sedang menuju beberapa bulan yang penuh tantangan, dengan resesi yang sangat mungkin terjadi untuk kedua ekonomi. Di sisi lain, AS terlihat tangguh,” sambungnya.

Rupiah sendiri masih mendapat tekanan dari penguatan kurs dolar AS terhadap mayoritas mata uang global. Menurut Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri, melemahnya rupiah diakibatkan oleh penurunan aliran dana asing atau capital inflow di pasar domestik. Penurunan arus masuk dana asing tersebut dipengaruhi ekspektasi inflasi domestik yang meningkat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Reny pun mencermati indeks dolar AS yang masih cukup tinggi di level 110,48 atau naik 0,13 dari akhir perdagangan sebelumnya. Hal tersebut menandakan dolar AS masih cenderung menguat jika dibandingkan mayoritas mata uang dunia. “Pelaku pasar juga masih akan mencermati pidato dari petinggi The Fed dan Fed Beige Book yang dirilis pada pekan ini,” tutur Reny pada Kontan.

Sedangkan Analis DCF Futures Lukman Leong memprediksi rupiah bakal bergerak datar hari ini. Pelaku pasar juga cenderung wait and see menunggu keputusan rapat ECB (European Central Bank). “Sedangkan dari domestik akan menantikan data indeks kepercayaan konsumen pada hari Kamis dan penjualan ritel pada Jumat,” kata Lukman.

Pos terkait