Dolar Makin Perkasa, Kurs Rupiah Kini Terjerembap ke Level Rp15.000/USD

Rupiah - www.trenasia.com
Rupiah - www.trenasia.com

Jakarta – Kurs rupiah mengawali perdagangan pagi hari ini, (6/7), dengan pelemahan cukup dalam sebesar 29 poin ke level Rp15.022,5 per AS. Sebelumnya, Selasa (5/7), nilai tukar mata uang Garuda berakhir terdepresiasi 22 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.993,5 per USD.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur gerak the Greenback terhadap sekeranjang mata uang utama terpantau menguat. Pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, indeks dolar AS naik 1,6 persen. Permintaan terhadap safe haven telah berhasil menguatkan dolar AS ke level yang terakhir terlihat pada 2002.

Dolar AS menguat saat euro ke posisi terendah dua dekade sebesar 1,75 persen lantaran harga gas Eropa melonjak dan memicu kekhawatiran . Eropa terperosok dalam jurang resesi meningkat usai lonjakan harga gas alam sebesar 17 persen di Eropa dan , sehingga mendorong inflasi lebih tinggi.

“Sentimen penghindaran risiko (risk-off) berlaku di pasar karena krisis energi membayangi di Eropa. Ancaman resesi di zona euro adalah risiko yang lebih jelas sekarang dibandingkan sebelumnya,” jelas Kepala Strategi Valas Amerika Utara CIBC Capital Markets, Bipan Rai, di Toronto, seperti dilansir dari Antara.

“Penurunan euro hanyalah tanda peringatan tentang apa yang mungkin terjadi akhir bulan ini jika gas Rusia ke Jerman dihentikan, sebuah langkah yang dapat mendorong mata uang untuk menembus paritas dan jatuh menuju 0,98 dolar pada Agustus,” imbuh Nomura Securities.

Dari dalam negeri, rupiah pun masih belum bebas dari tekanan. Presiden Komisaris HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo menjelaskan, rupiah masih akan melemah dan mengikuti sentimen pasar global. “Namun rupiah dalam beberapa bulan mendatang, kemungkinan lebih positif,” beber Sutopo pada Kontan.

Sutopo menuturkan, saat ini rupiah mendekati ambang batas psikologis Rp15.000 per dolar AS karena sentimen global dan kekhawatiran terjadinya resesi. Kekhawatiran itu pula yang mendorong para investor mengalihkan dananya ke lain seperti dolar AS dan US Treasury. Meski demikian, harga komoditas mungkin dapat mendukung rupiah pada kuartal yang akan datang.

Pos terkait