Data Pekerjaan AS Lemah, Rupiah Melaju 7 Poin pada Rabu Pagi

Rupiah - www.trenasia.com
Rupiah - www.trenasia.com

Jakarta mengawali perdagangan pagi hari ini, Rabu (3/5), dengan sebesar 7 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.706,5 per dolar AS. Sebelumnya, Selasa (2/5), nilai tukar mata uang Garuda berakhir terdepresiasi 39,5 poin atau 0,27 persen ke angka Rp14.713,5 per USD.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan the Greenback terhadap sekeranjang mata uang utama terpantau melemah. Pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, indeks dolar AS dilaporkan turun 0,22 persen menjadi 101,93 usai sebelumnya menginjak level 102,40, tertinggi sejak 11 April 2023.

Bacaan Lainnya

Pelemahan dolar AS terjadi setelah data terbaru menunjukkan bahwa lowongan kerja Amerika Serikat turun pada Maret, sehari sebelum Federal Reserve (The Fed) diprediksi bakal menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps). Lowongan pekerjaan AS turun untuk ketiga berturut-turut dan pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat ke level tertinggi dalam lebih dari 2 tahun, menunjukkan sejumlah pelunakan di pasar tenaga kerja yang bisa membantu The Fed meredakan inflasi.

Departemen Perdagangan AS juga melaporkan bahwa pesanan pabrik naik 0,9 persen pada Maret, di bawah ekspektasi untuk kenaikan 1,1 persen. Data muncul saat investor mencoba untuk mengukur apakah Fed kemungkinan bakal menghentikan kenaikan suku bunga ketika menyimpulkan pertemuan 2 hari pada Rabu, atau apakah kenaikan lebih lanjut dimungkinkan apabila inflasi tetap tinggi.

“Pertanyaan besarnya adalah apakah Fed memberi sinyal bahwa kebijakan cukup ketat, atau memberikan petunjuk yang cukup bagi pasar untuk berpikir bahwa kita tidak akan memerlukan pengetatan kebijakan lebih lanjut,” ucap Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, seperti dilansir dari Antara.

Dari dalam negeri, diprediksi akan melanjutkan pelemahan. Menurut Analis DCFX Futures Lukman Leong, pelemahan rupiah kemarin adalah hasil koreksi teknis dan aksi profit taking yang wajar karena dolar AS yang tajak sejak Senin. Sentimen datang usai data inflasi Indonesia April kembali turun dan sejalan dengan perkiraan pasar.

“Imbal hasil obligasi tenor 10 tahun Indonesia kembali turun mencapai level terendah baru dalam 14 mencerminkan permintaan yang masih kuat pada SBN,” kata Lukman pada Kontan. Pada hari ini ia memprediksi bergerak mendatar dengan investor yang cenderung wait and see terhadap hasil pertemuan FOMC.

Pos terkait