Usai Libur Nyepi, Kurs Rupiah Melesat ke Level Rp15.167/USD

Rupiah - (Sumber : www.vibiznews.com)
Rupiah - (Sumber : www.vibiznews.com)

Jakarta – Kurs rupiah mengawali perdagangan pagi hari ini, Jumat (24/3), dengan penguatan sebesar 178 poin atau 1,17 persen ke posisi Rp15.167 per AS. Sebelum libur Nyepi, Selasa (21/3), nilai tukar mata uang Garuda berakhir menguat 15 poin atau 0,10 persen ke level Rp15.345 per USD.

Indeks AS yang mengukur the Greenback terhadap enam mata uang utama memangkas kerugian sebelumnya. Pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB, indeks dolar AS naik 0,078 persen menjadi 102,510 usai Federal Reserve (The Fed) terdengar hampir meminta waktu untuk kenaikan suku lagi. Sedangkan bank sentral dan bank sentral Inggris mendorong kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Bacaan Lainnya

The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu (22/3), namun menghilangkan bahasa terkait “peningkatan yang sedang berlangsung” yang dibutuhkan untuk beberapa kenaikan tambahan. Kenaikan suku bunga The Fed penting, mengingat bahwa pasar keuangan mengalami gejolak akibat kepercayaan yang goyah terhadap bank-bank secara global, menyusul penarikan dana besar-besaran di Silicon Valley Bank dua pekan lalu dan kematian mendadak Credit Suisse.

“Jika krisis perbankan benar-benar mereda, dan inflasi tetap tinggi, itu bisa menjadi resep untuk membantu menghidupkan kembali karena mungkin Fed dapat kembali memerangi inflasi dengan kecepatan penuh, dan tidak terlalu khawatir tentang krisis perbankan yang menempatkan tekanan dalam perekonomian,” ujar Joe Manimbo, pasar senior di Convera, seperti dikutip dari Antara.

Menurut Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri, melemahnya indeks AS disebabkan karena kebijakan The Fed yang less hawkish atau tak terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga tahun ini. “Selain itu, tendensi pasar juga mendukung kenaikan suku bunga acuan The Fed tidak terlalu agresif setelah penutupan tiga bank di AS,” ujar Reny pada Kontan.

Dari dalam negeri, perkembangan sejumlah indikator ekonomi ikut menopang rupiah. Misalnya saja surplus dagang sebesar 5,5 miliar AS pada Februari 2023, lebih tinggi dari prediksi pasar sebesar 3,3 miliar dolar AS dan dari bulan Januari 2023 sebesar 3,9 miliar dolar AS. “Surplus ini didorong oleh ekspor yang masih naik sebesar 4,5% yoy sehingga mendukung penguatan rupiah,” tandas Reny.

Pos terkait