Jakarta – Kurs rupiah mengawali perdagangan pagi hari ini, Rabu (16/11), dengan pelemahan sebesar 27,5 poin atau 0,18 persen ke angka Rp15.565 per dolar AS. Sebelumnya, Selasa (15/11), nilai tukar mata uang Garuda berakhir terdepresiasi 18 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp15.537,5 per USD.
Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan the Greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah. Pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, indeks dolar AS turun 0,23 persen usai naik sebanyak 0,42 persen setelah adanya laporan terkait rudal Rusia yang salah arah. Rudal tersebut kabarnya mungkin telah mengenai anggota NATO Polandia dan menewaskan 2 orang.
petugas pemadam kebakaran melaporkan adanya korban 2 orang tewas dalam ledakan di Przewodow, sebuah desa di Polandia timur dekat perbatasan dengan ukraina. Sedangkan, seorang pejabat NATO mengatakan aliansi tengah menyelidiki laporan bahwa ledakan itu berasal dari rudal Rusia. Namun, kementerian pertahanan Rusia mengatakan, “Tidak ada serangan terhadap sasaran di dekat perbatasan negara Ukraina-Polandia yang dilakukan dengan alat penghancur Rusia.”
Menurut Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex di New York, pasar kini tengah sensitif terhadap isu tersebut. “Pasar sangat sensitif sekarang karena Ukraina telah merebut kembali lebih banyak wilayah yang telah direbut Rusia setelah perang dimulai,” jelas Chandler, seperti dilansir dari Antara.
Di sisi lain, Departemen Tenaga Kerja melaporkan, indeks harga produsen (IHP) amerika Serikat naik 8,0 persen selama 12 bulan hingga Oktober 2022, dibandingkan perkiraan para ekonom sebesar 8,3 persen dan kenaikan September sebesar 8,4 persen. “Selera risiko telah membaik. Itu cenderung melemahkan dolar,” ujar Karl Schamotta, kepala strategi pasar di perusahaan pembayaran Corpay.
Rupiah sendiri kemarin melemah karena terpengaruh oleh indikator ekonomi china yang lebih lambat dari ekspektasi. “Perlambatan ekonomi China tersebut dikhawatirkan ikut mendorong penurunan kinerja perekonomian Indonesia, sehingga sentimen tersebut menekan nilai tukar rupiah,” kata Ekonom bank permata Josua Pardede pada Kontan.
Josua menambahkan, hari Rabu ini rupiah berpotensi untuk menguat terbatas. Salah satu pendukungnya adalah IHP atau producer price index (PPI) AS yang naik 8% dalam 12 bulan hingga Oktober 2022.