The Fed Naikkan Suku Bunga 75 Bps, Rupiah Dibuka Rebound Tipis

Rupiah - faktualnews.co
Rupiah - faktualnews.co

Jakarta – Kurs mata uang Garuda dibuka menguat sebesar 3,8 poin ke posisi Rp14.741,2 per dolar di awal pagi hari ini, Kamis (16/6). Kemarin, Rabu (15/6), nilai tukar rupiah berakhir terdepresiasi 46 poin atau 0,31 persen ke angka Rp14.745 per USD.

Bacaan Lainnya

Indeks dolar AS yang mengukur gerak the Greenback terhadap enam mata uang utama terpantau melemah. Pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB, indeks dolar AS turun 0,50 persen menjadi 104,76, usai naik ke 105,79, level terkuat sejak Desember 2002, segera usai keputusan Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin. Langkah The Fed ini dilakukan guna meredam inflasi serta memprediksi ekonomi yang melambat dan meningkatnya di bulan-bulan yang akan datang.

“Dolar sebagian besar menyerah pada rumor beli/jual fakta yang dinamis setelah keputusan Fed,” ujar Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions, Joe Manimbo, di Washington, seperti dilansir dari Antara.

Sementara itu, Karl Schamotta, Kepala Strategi Pasar di perusahaan pembayaran bisnis Corpay berpendapat bahwa pernyataan Ketua Fed Jerome Powell selama konferensi pers setelah keputusan suku bunga, yang menyebutkan jika dirinya tidak mengharapkan kenaikan 75 basis poin sebagai hal biasa, dinilai sebagai bagian dari alasan jual dolar.

“Pada akhirnya, Powell gagal melampaui ekspektasi pasar. Pedagang menumpuk mata uang yang dikeluarkan oleh bank-bank sentral yang kemungkinan akan mengikuti kenaikan Fed hari ini dengan langkah agresif mereka sendiri,” beber Schamotta.

Di sisi lain, rupiah diprediksi akan tertekan oleh dolar AS pada perdagangan hari ini. Respons pasar terhadap data inflasi Amerika Serikat yang makin tinggi masih jadi salah satu faktor yang mempengaruhi. “Pasar memperkirakan The Fed akan lebih agresif dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps-75 bps minggu ini,” jelas Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri pada Kontan.

Dari dalam negeri, pasar juga merespons data neraca perdagangan yang masih sebesar 2,9 miliar dolar AS. Bank Indonesia (BI) sendiri masih menahan suku bunga acuan di level 3,5 persen. Namun Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, kemungkinan akan ada pratinjau situasi ekonomi terbaru dari Bank Indonesia (BI) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) tanggal 22-23 Juni 2022 mendatang.

“Prospek kenaikan suku bunga acuan menjadi 3,75% dimungkinkan untuk mengimbangi bank sentral lain dalam menahan gejolak inflasi domestik,” ucap Sutopo.

Pos terkait