Jakarta – Kurs rupiah mengawali perdagangan pagi hari ini, Rabu (16/2), dengan penguatan sebesar 21,5 poin atau 0,16 persen ke angka Rp14.278 per dolar as. Sebelumnya, Selasa (15/2), nilai tukar mata uang Garuda berakhir terapresiasi 26,5 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp14.299,5 per USD.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur gerak the Greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau sedikit melemah. Pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, indeks dolar AS dilaporkan turun 0,3 persen. Penurunan dolar AS ini terjadi lantaran investor sedang mencermati kabar terbaru mengenai kebuntuan masalah Rusia-Ukraina. Dolar As memangkas sedikit kerugiannya di sore hari usai Presiden AS Joe Biden bahwa serangan Rusia ke Ukraina tetap menjadi kemungkinan.
Biden juga mengungkapkan bahwa sejumlah pasukan Rusia telah bergeser dari perbatasan Ukraina belum diverifikasi oleh Amerika Serikat. Sebelumnya, Rusia menuturkan bahwa sejumlah pasukannya kembali ke pangkalan usai latihan di dekat Ukraina. Hal itu sepertinya telah mengurangi kecemasan investor mengenai krisis di wilayah tersebut.
“Perasaan de-eskalasi di perbatasan Rusia-Ukraina mendorong beberapa kinerja yang kurang baik dalam dolar,” ujar Bipan Rai, kepala strategi valas Amerika Utara di CIBC Capital Markets di Toronto, seperti dilansir Antara. Akan tetapi, investor tetap fokus pada perkembangan di wilayah itu. “Kuncinya benar-benar akan menjadi apa yang kita dengar dari pembicara Fed lainnya akhir pekan ini. Itu bisa menjadi penting untuk pasar minggu ini,” imbuh Rai.
Rupiah sendiri diprediksi akan kembali menguat pada perdagangan hari ini karena didukung oleh data neraca perdagangan periode Januari 2022 yang surplus. Menurut Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri, sentimen kenaikan suku bunga federal Reserve (The Fed) mulai reda. Selain itu, rupiah juga ditopang oleh data ekonomi dalam negeri yang membaik.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa surplus neraca perdagangan Januari 2022 mencapai 930 juta dolar AS. Sebelumnya, posisi cadangan devisa Indonesia di Januari mencapai 141,3 miliar juga telah berhasil mendukung rupiah untuk menguat. Rupiah dapat kembali naik karena ditunjang capital inflow atau aliran dana asing yang masuk pasar saham dan obligasi.