Inflasi AS Lebih Tinggi dari Prediksi, Kurs Rupiah Pagi Ini Melemah 4 Poin

Rupiah - (Sumber : bisnis.com)
Rupiah - (Sumber : bisnis.com)

Jakarta – Kurs rupiah mengawali perdagangan pagi hari ini, Rabu (15/2), dengan pelemahan sebesar 4 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp15.170,5 per dolar AS. Sebelumnya, Selasa (14/2), mata uang Garuda berakhir terapresiasi 38 poin atau 0,25 persen ke level Rp15.166,5 per USD.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan the Greenback terhadap sekeranjang mata uang utama terpantau melemah. Pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, indeks dolar AS turun 0,12 persen ke posisi 103,2355. Pelemahan dolar AS terjadi usai data menunjukkan inflasi Amerika Serikat untuk bulan Januari 2023 lebih panas dari prediksi.

Bacaan Lainnya

Pada Selasa (14/2), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga konsumen AS, ukuran utama inflasi, menguat 0,5 persen pada Januari dalam basis bulanan. Ini menandakan kenaikan terbesar dalam 3 bulan dan lebih tinggi dari 0,4 persen yang diperkirakan oleh para ekonom. Tingkat inflasi tahunan mencapai 6,4 persen pada Januari, turun sedikit dari 6,5 persen pada Desember dan lebih tinggi dari prediksi pasar sebesar 6,2 persen.

“Untuk sebagian besar kategori, inflasi jelas melewati puncaknya. Tapi seperti yang kita lihat dari laporan hari ini, jalur kembali ke target Reserve sebesar 2,0 persen akan berombak,” kata Jeffrey Roach, kepala ekonom di LPL Financial Research, seperti dilansir dari Antara.

Di sisi lain, rupiah diprediksi akan kembali menguat pada perdagangan karena ditopang oleh data inflasi AS yang diperkirakan melandai. “Jika rilis data inflasi sesuai perkiraan maka terdapat untuk dollar AS cenderung melemah terbatas,” ucap ekonom Bank Permata Josua Pardede pada Kontan. Data inflasi AS yang dirilis mencakup tingkat inflasi, inflasi inti, hingga data consumer price index (CPI).

Tak jauh berbeda, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo juga menuturkan bahwa gerak rupiah tergantung bagaimana pasar menanggapi data inflasi Amerika Serikat. Apabila datanya lebih tinggi, maka Reserve (The Fed) akan mempertahankan kebijakan pengetatan moneter lebih lanjut, serta dolar AS kemungkinan menguat. Namun, bila data inflasi kurang dari harapan, maka dolar AS kemungkinan bergerak mendatar.

Pos terkait