Pasar Tunggu Laporan Inflasi AS, Rupiah Keok di Awal Dagang

Rupiah - (Sumber : bisnis.com)
Rupiah - (Sumber : bisnis.com)

Jakarta – Kurs rupiah mengawali perdagangan pagi hari ini, Rabu (12/10), dengan pelemahan sebesar 20 poin atau 0,13 persen ke level Rp15.377,5 per dolar AS. Sebelumnya, Selasa (11/10), nilai tukar mata uang Garuda berakhir terdepresiasi 39,5 poin atau 0,26 persen ke angka Rp15.357,5 per USD.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan the Greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau sedikit menguat. Pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, indeks dolar AS dilaporkan naik 0,06 persen ke posisi 113,2150. Penguatan tipis dolar AS terjadi lantaran investor cemas mengantisipasi laporan inflasi utama Amerika Serikat yang diprediksi menunjukkan tekanan harga tetap kuat.

Indeks harga konsumen AS September 2022 akan dirilis pada Kamis (13/10) waktu setempat, untuk mengetahui indikasi terbaru mengenai gambaran inflasi di Amerika Serikat. Sentimen negatif lainnya adalah laporan dari Dana Internasional (IMF) yang menyatakan -negara yang mewakili sepertiga dari produksi dunia bisa berada dalam resesi tahun depan. IMF juga memangkas perkiraan pertumbuhan global 2023 lebih lanjut.

“Getaran risk-off akan bertahan sampai kita melihat beberapa kabar baik dan ini semua positif terhadap dolar AS. Saya bisa melihatnya mendorong dolar lebih tinggi lagi, meskipun orang berpikir ini adalah perdagangan yang ramai. Tapi trennya pasti dolar-bullish sekarang,” ujar Erik Bregar, direktur & logam mulia di Silver Gold Bull di Toronto, seperti dilansir dari Reuters melalui Antara.

Menurut Kepala Bank Permata Josua Pardede, gerak rupiah kemarin cenderung melemah karena terdampak sentimen risk-off, yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi. “Salah satu sumber kekhawatiran ini adalah pernyataan dari International Monetary Fund (IMF) dan World Bank yang memperingatkan tentang risiko resesi akibat perlambatan ekonomi negara-negara maju,” kata Josua pada Kontan.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menambahkan, pelemahan rupiah menunjukkan bahwa rupiah telah membuka zona baru yang kemungkinan masih akan lanjut melemah di hari-hari berikutnya.

“Hal ini didasarkan faktor eksternal yang menyebabkan rupiah melemah ketika indeks dolar terus menunjukkan penguatan seiring meningkatnya safe haven karena pasar sudah melihat kondisi geopolitik di Rusia maupun Semenanjung Korea yang semakin memanas,” katanya.

Pos terkait