Jakarta – Kurs rupiah mengawali perdagangan pagi hari ini, Rabu (10/5), dengan pelemahan sebesar 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.752 per dolar AS. Sebelumnya, Selasa (9/5), nilai tukar mata uang Garuda berakhir terdepresiasi 31,5 poin atau 0,21 persen ke angka Rp14.742 per USD.
Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan the Greenback terhadap sekeranjang mata uang utama terpantau naik tipis. Pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, indeks dolar AS menguat 0,2 persen menjadi 101,63.
Penguatan dolar AS terjadi lantaran para investor menilai tak ada terobosan langsung pada pembicaraan pagu utang Amerika Serikat, melihat data inflasi baru untuk gambaran lebih jelas mengenai prospek ekonomi dan kemungkinan jalur pendakian suku bunga federal Reserve (The Fed).
“Saya percaya kita akan melihat mungkin sedikit pandangan terbaik (pada plafon utang), hanya memastikan bahwa masing-masing pihak sedikit menjadi kaki tangan mereka. Jadi menurut saya kita tidak akan melakukan terobosan hari ini. Dan mungkin itulah mengapa dolar sedikit lebih kuat. Secara keseluruhan, dalam jangka panjang, kami melihat kesepakatan sudah selesai,” ujar John Doyle, wakil presiden perdagangan dan transaksi di Monex USA, seperti dilansir dari Antara.
Menurut Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri, menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat yang diprediksi belum akan turun secara signifikan, mayoritas mata uang global diprediksi bakal melemah terhadap dolar AS. “Penguatan USD juga berlanjut setelah data sektor tenaga kerja AS menunjukkan perkembangan yang positif,” ujar Reny pada Kontan.
Reny menjelaskan, penambahan pekerjaan nonfarm payrolls melampaui ekspektasi menjadi sebesar 253.000 dan tingkat pengangguran AS turun menjadi 3,4%. The Fed juga masih mengisyaratkan bahwa mereka belum akan menurunkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.
Tren peningkatan suku bunga global masih akan berlanjut walaupun Fed rate sudah mencapai terminal rate sebesar 5,25 persen tahun ini. “Minggu ini akan ada BOE meeting yang diperkirakan juga masih akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 4,5%,” tandas Reny.