Frankfurt am Main – Grafik kurs Euro di sesi Eropa (14:00:35 GMT) melonjak tinggi terhadap dollar AS, setelah dibuka lemah pada 1.0614 di awal perdagangan (00.00 GMT), kurs Euro akhirnya naik 242 pips atau 3% dan nilai bergulir berada pada 1.0865.
Pergerakan kurs Euro yang sempat terus melemah sejak awal perdagangan hingga sesi Eropa akhirnya berbalik arah pada sesi Amerika malam ini (3/12) setelah pengumuman kebijakan moneter baru ECB (European Central Bank) disampaikan Mario Draghi. ECB memutuskan menurunkan tingkat deposit facility 10 basis poin menjadi -0,30 persen, yang efektif berlaku sejak tanggal 9 Desember nanti.
Sementara itu ECB akan memperpanjang pelonggaran kuantitatif selama enam bulan sampai setidaknya Maret 2017 pada tingkat saat ini sebesar 60 miliar euro (sekitar 63,5 miliar dolar AS) per bulan. Selain itu pada pertemuan dewan ECB malam kemarin (WIB) memutuskan ECB memangkas target pertumbuhan ekonomi dan inflasi Zona Euro.
Pergerakan dollar juga malam ini anjlok cukup signifikan mengkoreksi penguatan yang terjadi sejak perdagangan kemarin. Untuk perdagangan selanjutnya hingga penutupan perdagangan sesi Amerika berakhir besok pagi, analyst Vibiz Research Center memperkirakan pair EUR/USD dapat naik terus ke kisaran resisten jauh 1.0930 namun jika terkoreksi pair dapat turun kembali ke posisi resisten 1.0551 .
Kurs euro yang menguat, dan strategi menunda kenaikan Fed Fund Rate lebih lama justru berbahaya bagi perekonomian AS menurut analisa Yellen. Adapun inflasi zona Euro yang sempat stagnan di 0,1% pada bulan November dan akhirnya melonjak naik berakibat meningkatkan potensi penambahan stimulus dari European Central Bank.
Menurut Rangga Cipta, sentimen penguatan dolar menghentikan penguatan rupiah. Namun, kondisi fundamental ekonomi yang membaik terlihat masih mencegah rupiah untuk melemah terlalu dalam – tentunya dengan bantuan kehadiran BI di pasar valas. [sha/yud]