JAKARTA – Tertekan sepanjang hari, rupiah ternyata dapat menutup perdagangan Selasa (26/10) di area hijau, ketika mayoritas mata uang Asia bergerak positif, saat pasar menantikan rilis data ekonomi dan pertemuan bank sentral. Menurut catatan Bloomberg Index pada pukul 14.59 WIB, mata uang Garuda berakhir menguat 5 poin atau 0,04% ke level Rp14.152,5 per dolar AS.
Sementara itu, mayoritas mata uang di kawasan Benua Asia berhasil mengalahkan greenback. Won Korea Selatan menjadi yang paling perkasa setelah menguat 0,23%, diikuti baht Thailand yang bertambah 0,10%, ringgit Malaysia yang naik 0,06%, dan yuan China yang terapresiasi 0,04%. Meski demikian, yen Jepang harus melemah 0,11%, sedangkan peso Filipina turun 0,02%.
“hari ini belum ada banyak sentimen dari dalam negeri dan pasar akan mengamati perkembangan global, terutama terkait dengan pergerakan indeks dolar AS, imbal hasil US Treasury, dan harga-harga komoditas,” tutur analis pasar uang Bank Mandiri, Rully Arya, pagi tadi disalin dari Antara. “Rupiah hari ini berpotensi bergerak ke kisaran Rp14.133 per dolar AS hingga Rp14.198 per dolar AS.”
Dari pasar global, indeks dolar AS bergerak relatif stabil pada hari Selasa, menjelang rilis beberapa data ekonomi dan pertemuan sejumlah bank sentral, termasuk ECB (European Central Bank) yang diharapkan investor untuk memandu prospek suku bunga. Mata uang Paman Sam terpantau menguat 0,082 poin atau 0,09% ke level 93,895 pada pukul 10.52 WIB.
“Dolar AS terlihat akan menemukan pijakannya di pertengahan level 93-an,” tulis analis di Westpac dalam sebuah catatan. “Fokus akan beralih ke ECB dan PDB AS kuartal III minggu ini. ECB kemungkinan menggarisbawahi panduan dovish, sedangkan PDB AS akan menunjukkan rebound yang terhenti, tetapi tekanan harga terus meningkat.”
Pertemuan bank sentral di Jepang dan Kanada juga dijadwalkan minggu ini, demikian pula rilis data inflasi triwulan di Australia, ketika pasar suku bunga bertentangan dengan Reserve Bank of Australia (RBA) yang sangat dovish mengenai prospek. ekonom memperkirakan pertumbuhan harga konsumen rata-rata Australia, ukuran pilihan bank sentral, telah dipercepat ke laju tahunan 1,8% pada kuartal III dari 1,6% dalam tiga bulan sebelumnya.