JAKARTA – Untuk Anda yang hendak melanjutkan kuliah di Jerman, seperti international University of Applied Sciences (IU) Berlin atau kampus lainnya, diwajibkan mengikuti Studienkolleg terlebih dahulu. Ini semacam sekolah persiapan atau program kesetaraan untuk warga asing yang ingin meneruskan pendidikan mereka di Jerman. Namun, karena biaya yang dibutuhkan tidak sedikit, apakah bisa kuliah di Jerman tanpa melalui prosedur tersebut dan bagaimana caranya?
Seperti dilansir dari Deutsche Welle, Studienkolleg adalah institusi pendidikan sebelum masuk universitas untuk mempersiapkan siswa dari luar Jerman, Austria, dan Swiss, yang ijazah SMA-nya tidak setara dengan ijazah SMA (Abitur) di negara berbahasa Jerman tersebut. Di Indonesia sendiri, sudah ada banyak agensi yang menawarkan jasa layanan persiapan Studienkolleg untuk warga negara Indonesia yang baru saja selesai SMA.
Namun, biaya yang diperlukan untuk mengikuti program ini memang tidak bisa dikatakan sedikit. Studienkolleg Indonesia misalnya, mematok biaya Rp1 juta untuk pendaftaran dan Rp25 juta untuk uang SPP per semester. Sementara itu, Yayasan Indonesia-Jerman menawarkan program Studienkolleg dengan biaya awal masuk Rp37 jutaan, sudah termasuk uang pendaftaran, sedangkan tarif di Lembaga Alumni eropa berkisar Rp32 jutaan per semester.
Lalu, apakah bisa melanjutkan studi di Jerman tanpa melalui proses Studienkolleg? Ternyata, ada beberapa cara untuk melewatkan Studienkolleg dan mendaftar langsung di universitas di Jerman. Salah satu caranya adalah dengan menyelesaikan kualifikasi masuk universitas asal negara mahasiswa yang diakui setara dengan Abitur Jerman. Selain itu, dengan menyelesaikan program pelatihan kejuruan di negara asal yang diakui setara Berufsausbildung.
Beberapa universitas juga memiliki kebijakan tersendiri mengenai Studienkolleg ini. Pihak Universitas Duisburg-Essen misalnya, menyediakan jalur khusus bernama program Fast Track untuk lulusan SMA yang sudah terseleksi untuk masuk kuliah tanpa Studienkolleg. “Ketika calon mahasiswa bisa melewati Fast Track, maka tahap penyetaraan pendidikan selama dua semester tidak perlu lagi dilakukan,” ujar Muhammad Haidar, salah seorang mahasiswa Universitas Duisburg-Essen asal Indonesia, dilansir dari Medcom.
Sementara itu, IU Berlin, dilansir dari situs resminya, memungkinkan calon mahasiswa mendaftar tanpa harus memenuhi kualifikasi ‘klasik’ seperti Abitur atau Studienkolleg. Untuk memenuhi syarat masuk, calon mahasiswa dapat mengikuti program pelatihan kejuruan, sudah memiliki pengalaman profesional selama tiga tahun, atau mengikuti pelatihan lanjutan.
“Jika Anda telah menyelesaikan pelatihan kejuruan lanjutan dengan setidaknya GQF level 6, Anda dapat mendaftar ke program studi tanpa sertifikat kelulusan sekolah menengah,” demikian tulis IU Berlin dalam website resminya. “Bukti tertulis bahwa Anda telah lulus ujian negara dianggap sebagai kualifikasi masuk universitas.”