JAKARTA – Rupiah sanggup bertahan di zona hijau pada perdagangan Kamis (28/7) sore setelah komentar Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, yang menenangkan pasar membuat dolar AS bergerak lebih rendah. Menurut paparan Bloomberg Index pukul 14.58 WIB, mata uang Garuda ditutup menguat 88,5 poin atau 0,59% ke level Rp14.921,5 per dolar AS.
Sementara itu, mata uang di kawasan Benua Asia terpantau bergerak variatif terhadap greenback. Yen Jepang menjadi yang paling perkasa setelah melonjak 0,48%, diikuti won Kera Selatan yang melambung 0,45%, peso Filipina yang menguat 0,17%, dan yuan China yang naik tipis 0,07%. Sebaliknya, baht Thailand harus melemah 0,18%, sedangkan dolar Hong Kong bergerak stagnan.
“Rupiah akan bergerak menguat pada perdagangan hari ini, didorong statemen Gubernur The Fed, Powell, yang tetap optimistis akan perekonomian AS,” tutur analis DCFX, Lukman Leong, pagi tadi seperti dikutip dari CNN Indonesia. “Dari hasil pertemuan, Powell mengesampingkan kemungkinan resesi, tetapi tetap pada lajur kenaikan suku bunga.”
Dari pasar global, indeks dolar AS harus bergerak di dekat posisi terendah tiga minggu terhadap sejumlah mata uang utama pada hari Kamis setelah Powell meredakan kekhawatiran pedagang tentang berlanjutnya pengetatan moneter yang agresif. Mata uang Paman Sam terpantau melemah 0,204 poin atau 0,19% ke level 106,248 pada pukul 11.01 WIB.
“Dolar AS kehilangan sedikit kekuatan karena saya pikir pasar bersiap untuk potensi Powell terdengar sedikit lebih hawkish,” ucap ahli strategi senior FX di National Australia Bank. Rodrigo Catril, dilansir dari reuters. “Pasar agak fokus pada komentarnya seputar fakta bahwa kita semakin mendekati netral. Sekarang ada potensi untuk memperlambat laju kenaikan (suku bunga), dan pasar menyukainya.”
Dolar AS semalam memang langsung turun setelah The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin seperti yang diharapkan untuk membawanya lebih dekat ke netral. Meski kenaikan suku bunga yang ‘luar biasa’ dapat terjadi pada rapat Federal Reserve berikutnya, tetapi Powell menegaskan keputusan bank sentral akan bergantung pada data ekonomi. Berdasarkan kekuatan lapangan kerja, dia juga mengatakan dia tidak percaya ekonomi sekarang berada dalam resesi.